Sementara orang berpendapat bahwa bagian yang paling
penting dari pekerjaan pengukuran dengan tes adalah penyusunan tes. Jika alat
tesnya sudah disusun sebaik-baiknya maka anggapannya sudah tercapailah sebagian
besar dari maksudnya. Tentu saja anggapan itu tidak benar sama sekali.
Penyusunan tes baru merupakan satu bagian dari serentetan pekerjaan mengetes.
Di samping penyusunan dan
pelaksanaan tes itu sendiri, menskor dan menilai merupakan pekerjaaan yang
menuntut ketekunan yang luar biasa dari penilai, ditambah dengan kebijaksanaan-
kebijaksanaan tertentu. Nama lain dari member skor adalah member angka.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana cara menskor?
2.
Bagaimana cara pemberian nilai?
3.
Apa Perbedaan antara skor dan nilai?
4.
Bagaimana Pendekatan penilaian?
C.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui Bagaimana cara menskor.
2.
Untuk mengetahui Bagaimana cara pemberian nilai.
3.
Untuk mengetahui Perbedaan antara skor dan nilai
4.
Untuk mengetahui bagaimana Pendekatan penilaian.
PEMBAHASAN
MENSKOR DAN MENILAI
A.
MENSKOR
Dalam hal pekerjaan menskor atau menentukan angka, dapat
digunakan 3 macam alat bantu yaitu:
Ø Pembantu menentukan
jawaban yang benar, disebut kunci jawaban.
Ø Pembantu menyeleksi
jawaban yang benar dan yang salah, disebut kunci skoring.
Ø Pembantu menentukan
angka, disebut pedoman penilaian.
Keterangan dan penggunaannya dalam berbagai bentuk tes.
1.
Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk
betul- salah
Dalam hal ini testee
(tercoba) hanya diminta melingkari huruf B atau S maka kunci jawaban yang
disediakan hanya berbentuk urutan nomor serta huruf dimana kita menghendaki
untuk melingkari (atau dapat juga diberi tanda X). Misalnya:
1.
B 6. S
2.
S 7. B
3.
S 8. S
4.
B 9. S
5.
B 10.
B
Ada baiknya
kunci jawaban ini ditentukan terlebih dahulu sebelum menyusun soalnya agar:
Pertama :
dapat diketahui imbangan antara jawaban B dan S
Kedua : dapat
diketahui letak atau pola jawaban B dan S.
Kunci jawaban
untuk tes bentuk ini dapat diganti kunci skoring (scoring- key)
yang pembuatannya melalui langkah-langkah sebagai berikut:
-
Langkah 1: menentukan letak jawaban yang betul
-
Langkah 2: melubangi tempat-tempat lingkaran sedemikian
rupa sehingga lingkaran yang dibuat oleh testee dapat dilihat.
Dalam
menentukan angka (skor) untuk tes benbuk B - S ini kita dapat menggunakan 2
cara seperti telah disinggung di depan yaitu:
·
Tanpa hukuman atau tanpa denda.
S = R – W
|
Singkatan
dari:
S = score
R = right
W = wrong
Skor yang diperoleh siswa sebanyak jumlah soal yang benar
dikurangi dengan jumlah soal yang salah.
·
Dengan hukuman atu dengan denda
S = T – 2W
|
T
singkatan dari Total, artinya jumlah soal dalam tes.
2.
Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk
pilihan ganda
Dengan tes bentuk
pilihan ganda, testee diminta melingkari salh satu huruf di depan pilihan
jawaban yang disediakan atau membubuhkan tanda lingkaran atau tanda silang (X)
pada tempat yang sesuai di lembar jawaban.
Skor dengan hukuman menggunakan rumus:
S = R -
|
n : banyaknya pilihan jawaban (yang pada umumnya di
indonesia 3,4 atau 5).
Contoh :
-
Banyaknya soal : 10
buah
-
Banyaknya yang betul : 8 buah
-
Banyaknya yang salah : 2 buah
-
Banyaknya pilihan : 3 buah
Maka skornya adalah:
= 8 -
= 8 – 1
= 7
3.
Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk
jawab singkat
Kunci jawaban tes
bentuk ini merupakan deretan jawaban sesuai dengan nomornya. Contoh:
1.
Berat jenis
2.
Mengembun
3.
Komunitas
4.
Populasi
5.
Energi
Kunci pemberian skornya:
Sebaiknya tiap soal
diberi angka 2 (dua). Dapat juga angka kita samakan dengan angka pada bentuk
betul- salah atau pilihan ganda jika memang jawaban yang diharapkannya ringan
atau mudah. Tetapi sebaliknya apabila jawabannya bervariasi misalnya lengkap
sekali, lengkap dan kurang lengkap, maka angkanya dapat dibuat bervariasi pula
misalnya 2 ; 1,5 ; dan 1.
4.
Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk Menjodohkan
Materi (Topik dan Rincian).
Kunci jawaban tes
bentuk menjodohkan dapat berbentuk deretan jawaban yang dikehendaki atau
deretan nomor yang diikuti oleh huruf- huruf yang terdapat di depan alternatif
jawaban. Contoh:
1.
Tahun 1992 atau 1. f
2.
Imam Bonjol atau 2. c
3.
Perang Padri atau 3. h
4.
Teuku Umar atau 4. a
5.
P. Diponegoro atau 5. b
Telah dijelaskan
bahwa tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda yang lebih
kompleks. Maka angka yang diberikan sebagai imbalan juga harus lebih banyak.
Sebagai ancar-ancar dapat ditentukan bahwa angka untuk tiap nomor adalah 2
(dua).
5.
Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk
esai
Ada sebuah
saran, langkah-langkah apa yang harus kita lakukan pada waktu kita mengoreksi
dan memberikan angka tes bentuk uraian, yaitu:
a.
Membaca soal pertama dari seluruh siswa untuk mengetahui
situasi jawaban
b.
Menentukan angka untuk soal pertama tersebut.
c.
Memberikan angka bagi soal pertama
d.
Membaca soal kedua dari seluruh siswa untuk mengetahui
situasi jawaban, dilanjutkan dengan pemberian angka untuk soal kedua.
e.
Mengulangi langkah-langkah tersebut bagi soal-soal tes
ketiga, keempat dan seterusnya hingga seluruh soal diberi angka.
f.
Menjumlahkan angka-angka yang diperoleh oleh
masing-masing siswa untuk tes bentuk uraian.
Cara pemberian
skor: Menghadapi situasi seperti ini, kita gunakan cara pemberian angka yang
relatif. Misalnya untuk sesuatu nomor soal jawaban yang paling lengkap hanya
mengandung 3 unsur, padahal kita menghendaki 5 unsur maka kepada jawaban yang
paling lengkap itulah kita berikan angka 5, sedangkan untuk yang menjawab hanya
2 atau 1 unsur, kita beri angka lebih sedikit, yaitu misalnya 3,5 ; 2 ; 1,5 ;
dan seterusnya.
Dengan cara ini
maka pemberian angka pada tes bentuk uraian tidak akan dapat konsisten atau
tetap dari kelas ke kelas atau dari tahun ke tahun.
Apa yang telah
diterangkan adalah cara memberikan dengan menggunakan atau mendasarkan pada
norma kelompok. Apabila dalam memberikan angka menggunakan atau mendasarkan
pada standar mutlak, maka langkah-langkahnya akan lain. Yang dilakukan haruslah
demikian:
a.
Membaca setiap jawaban yang diberikan oleh siswa dan
dibandingkan dengan kunci jawaban yang telah kita susun.
b.
Membubuhkan skor di sebelah kiri setiap jawaban. Ini
dilakukan per nomor soal.
c.
Menjumlahkan skor-soal yang telah dituliskan pada setiap
soal, dan terdapatlah skor untuk bagian soal yang berbentuk uraian.
6.
Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk
tugas.
Tolak ukur yang disarankan dalam buku ini sebagai ukuran keberhasilan
tugas adalah:
a.
Ketepatan waktu penyerahan tugas.
b.
Bentuk fisik pengerjaan tugas yang menandakan keseriusan
mahasiswa dalam mengenakan tugas.
c.
Sistematika yang menunjukkan alur keruntutan pikiran.
d.
Kelengkapan isi menyangkut ketuntasan penyelesaian dan
kepadatan isi.
e.
Mutu hasil tugas, yaitu kesesuaian hasil dengan
garis-garis yang sudah ditentukan oleh dosen.
Dalam
mempertimbangkan nilai akhir perlu dipikirkan peranan masing-masing aspek
kriteria tersebut, misalnya demikian:
A1 - Ketepatan waktu, diberi bobot 2
A2 – Bentuk fisik, diberi bobot 1
A3 – Sstematika, diberi bobot 3
A4 – Klengkapan isi, diberi bobot 3
A5 – Mutu hasil, diberi bobot 3
Maka nilai akhir untuk tugas tersebut diberikan dengan
rumus:
NAT =
NAT adalah nilai akhir tugas.
B.
PEMBERIAN NILAI
1.
Perbedaan antara Skor dan Nilai
Skor : adalah
hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi
setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa.
Nilai : adalah
angka ubahan dari dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal atau
acuan standar.
Contoh:
Skor maksimum yang diharapkan 40.
A memperoleh skor 24.
Ini berarti bahwa A menguasai
x 100% dari tujuan atau 60% dari tujuan
pelajaran. Dalam daftar nilai, A dituliskan mendapat nilai 60.
B mendapat skor
36.
Ini berarti
bahwa B menguasai
x 100% dari tujuan atau 90%dari tujuan
pelajaran. Dalam daftar ini, B dituliskan mendapat nilai 90.
2.
Pendekatan penilaian
a.
Norm Referenced Evaluacion
Dalam penggunaan norm- referenced, prestasi
belajar seorang siswa dibandingkan dengan siswa lain dalam kelompoknya.
Kualitas seseorang sangat dipengaruhi oleh kualitas kelompoknya.
Dasar pikiran dari penggunaan standar ini adalah adanya
asumsi bahwa di setiap populasi yang heterogen, tentu terdapat:
1)
Kelompok baik
2)
Kelompok sedang
3)
Kelompok kurang.
b.
Criterion Referenced Evaluacion
Di dalam penggunaan criterion referenced, siswa
dibandingkan dengan sebuah standar tertentu, yaitu standar mutlak (standar
100). Uraian dalam contoh siswa A dan B di atas, siswa juga dibandingkan dengan
standar tertentu yaitu skor maksimum. Penggunaan standar mutlak ini terutama
dipertahankan dalam penerapan prinsip belajar tuntas.
KESIMPULAN
A.
MENSKOR
1. Kunci jawaban dan
kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul- salah: yaitu testee (tercoba) hanya diminta melingkari
huruf B atau S atau dapat juga diberi tanda X. Skor: R-W atau dengan denda: S =
T- 2W.
2. Kunci jawaban dan
kunci pemberian skor untuk tes bentuk pilihan ganda: testee diminta melingkari
salh satu huruf di depan pilihan jawaban yang disediakan atau membubuhkan tanda
lingkaran atau tanda silang (X) pada tempat yang sesuai di lembar jawaban. Skor
dengan hukuman menggunakan rumus: S = R
-
3. Kunci jawaban dan
kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawab singkat: Kunci jawaban tes bentuk
ini merupakan deretan jawaban sesuai dengan nomornya. Skornya:sebaiknya tiap
soal diberi angka 2 (dua).
4. Kunci jawaban dan
kunci pemberian skor untuk tes bentuk Menjodohkan Materi: Kunci jawaban
berbentuk deretan jawaban yang dikehendaki atau deretan nomor yang diikuti oleh
huruf- huruf yang terdapat di depan alternatif jawaban. Skor untuk tiap nomor
adalah 2 (dua).
5. Kunci jawaban dan
kunci pemberian skor untuk tes bentuk esai
Cara pemberian
skor: pemberian angka yang relatif. Misalnya jawaban yang paling lengkap itulah
kita berikan angka 5, sedangkan untuk yang menjawab hanya 2 atau 1 unsur, kita
beri angka lebih sedikit, yaitu misalnya 3,5 ; 2 ; 1,5 ; dan seterusnya.
6. Kunci jawaban dan
kunci pemberian skor untuk tes bentuk tugas.
Dalam
mempertimbangkan nilai akhir perlu dipikirkan peranan masing-masing aspek
kriteria tersebut, misalnya demikian:
A1 - Ketepatan waktu, diberi bobot 2
A2 – Bentuk fisik, diberi bobot 1
A3 – Sstematika, diberi bobot 3
A4 – Klengkapan isi, diberi bobot 3
A5 – Mutu hasil, diberi bobot 3
Maka nilai akhir untuk tugas tersebut diberikan dengan
rumus:
NAT =
B.
PEMBERIAN NILAI
1.
Perbedaan antara Skor dan Nilai
Skor :adalah
hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi
setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa.
Nilai : adalah
angka ubahan dari dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal atau
acuan standar.
2.
Pendekatan penilaian
a.
Norm Referenced Evaluacion
Dalam penggunaan norm- referenced, prestasi
belajar seorang siswa dibandingkan dengan siswa lain dalam kelompoknya.
Kualitas seseorang sangat dipengaruhi oleh kualitas kelompoknya.
c.
Criterion Referenced Evaluacion
Di
dalam penggunaan criterion referenced, siswa dibandingkan dengan sebuah standar
tertentu, yaitu standar mutlak (standar 100). Penggunaan standar mutlak ini
terutama dipertahankan dalam penerapan prinsip belajar tuntas.
0 comments:
Post a Comment