JAUHKANLAH DIRIMU DAN KELUARGAMU DARI API NERAKA

Wednesday, November 28, 2012

Filled Under:

MENSKOR DAN MENILAI

A.    PENDAHULUAN
Sementara orang berpendapat bahwa bagian yang paling penting dari pekerjaan pengukuran dengan tes adalah penyusunan tes. Jika alat tesnya sudah disusun sebaik-baiknya maka anggapannya sudah tercapailah sebagian besar dari maksudnya. Tentu saja anggapan itu tidak benar sama sekali. Penyusunan tes baru merupakan satu bagian dari serentetan pekerjaan mengetes.
      Di samping penyusunan dan pelaksanaan tes itu sendiri, menskor dan menilai merupakan pekerjaaan yang menuntut ketekunan yang luar biasa dari penilai, ditambah dengan kebijaksanaan- kebijaksanaan tertentu. Nama lain dari member skor adalah member angka.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana cara menskor?
2.      Bagaimana cara pemberian nilai?
3.      Apa Perbedaan antara skor dan nilai?
4.      Bagaimana Pendekatan penilaian?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui Bagaimana cara menskor.
2.      Untuk mengetahui Bagaimana cara pemberian nilai.
3.      Untuk mengetahui Perbedaan antara skor dan nilai
4.      Untuk mengetahui bagaimana Pendekatan penilaian.




PEMBAHASAN
MENSKOR DAN MENILAI
A.    MENSKOR
Dalam hal pekerjaan menskor atau menentukan angka, dapat digunakan 3 macam alat bantu yaitu:
Ø  Pembantu menentukan jawaban yang benar, disebut kunci jawaban.
Ø  Pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan yang salah, disebut kunci skoring.
Ø  Pembantu menentukan angka, disebut pedoman penilaian.

Keterangan dan penggunaannya dalam berbagai bentuk tes.
1.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul- salah
Dalam hal ini testee (tercoba) hanya diminta melingkari huruf B atau S maka kunci jawaban yang disediakan hanya berbentuk urutan nomor serta huruf dimana kita menghendaki untuk melingkari (atau dapat juga diberi tanda X). Misalnya:
1.      B               6.   S
2.      S                7.   B
3.      S                8.   S
4.      B               9.   S
5.      B              10.  B
Ada baiknya kunci jawaban ini ditentukan terlebih dahulu sebelum menyusun soalnya agar:
Pertama           : dapat diketahui imbangan antara jawaban B dan S
Kedua             : dapat diketahui letak atau pola jawaban B dan S.
Kunci jawaban untuk tes bentuk ini dapat diganti kunci skoring (scoring- key) yang pembuatannya melalui langkah-langkah sebagai berikut:
-          Langkah 1: menentukan letak jawaban yang betul
-          Langkah 2: melubangi tempat-tempat lingkaran sedemikian rupa sehingga lingkaran yang dibuat oleh testee dapat dilihat.
Dalam menentukan angka (skor) untuk tes benbuk B - S ini kita dapat menggunakan 2 cara seperti telah disinggung di depan yaitu:
·         Tanpa hukuman atau tanpa denda.
S = R – W
Singkatan dari:
S = score
R = right
W = wrong
Skor yang diperoleh siswa sebanyak jumlah soal yang benar dikurangi dengan jumlah soal yang salah.
·         Dengan hukuman atu dengan denda
S = T – 2W

T singkatan dari Total, artinya jumlah soal dalam tes.

2.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk pilihan ganda
Dengan tes bentuk pilihan ganda, testee diminta melingkari salh satu huruf di depan pilihan jawaban yang disediakan atau membubuhkan tanda lingkaran atau tanda silang (X) pada tempat yang sesuai di lembar jawaban.
Skor dengan hukuman menggunakan rumus:
S = R -  
n : banyaknya pilihan jawaban (yang pada umumnya di indonesia 3,4 atau 5).
Contoh :
-          Banyaknya soal                 :           10 buah
-          Banyaknya yang betul      :           8 buah
-          Banyaknya yang salah      :           2 buah
-          Banyaknya pilihan            :           3 buah
Maka skornya adalah:
= 8
= 8 – 1 = 7

3.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawab singkat
Kunci jawaban tes bentuk ini merupakan deretan jawaban sesuai dengan nomornya. Contoh:
1.      Berat jenis
2.      Mengembun
3.      Komunitas
4.      Populasi
5.      Energi
Kunci pemberian skornya:
Sebaiknya tiap soal diberi angka 2 (dua). Dapat juga angka kita samakan dengan angka pada bentuk betul- salah atau pilihan ganda jika memang jawaban yang diharapkannya ringan atau mudah. Tetapi sebaliknya apabila jawabannya bervariasi misalnya lengkap sekali, lengkap dan kurang lengkap, maka angkanya dapat dibuat bervariasi pula misalnya 2 ; 1,5 ; dan 1.
4.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk Menjodohkan Materi (Topik dan Rincian).
Kunci jawaban tes bentuk menjodohkan dapat berbentuk deretan jawaban yang dikehendaki atau deretan nomor yang diikuti oleh huruf- huruf yang terdapat di depan alternatif jawaban. Contoh:
1.      Tahun 1992 atau 1. f
2.      Imam Bonjol atau 2. c
3.      Perang Padri atau 3. h
4.      Teuku Umar atau 4. a
5.      P. Diponegoro atau 5. b
Telah dijelaskan bahwa tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda yang lebih kompleks. Maka angka yang diberikan sebagai imbalan juga harus lebih banyak. Sebagai ancar-ancar dapat ditentukan bahwa angka untuk tiap nomor adalah 2 (dua).

5.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk esai
Ada sebuah saran, langkah-langkah apa yang harus kita lakukan pada waktu kita mengoreksi dan memberikan angka tes bentuk uraian, yaitu:
a.       Membaca soal pertama dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi jawaban
b.      Menentukan angka untuk soal pertama tersebut.
c.       Memberikan angka bagi soal pertama
d.      Membaca soal kedua dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi jawaban, dilanjutkan dengan pemberian angka untuk soal kedua.
e.       Mengulangi langkah-langkah tersebut bagi soal-soal tes ketiga, keempat dan seterusnya hingga seluruh soal diberi angka.
f.       Menjumlahkan angka-angka yang diperoleh oleh masing-masing siswa untuk tes bentuk uraian.
Cara pemberian skor: Menghadapi situasi seperti ini, kita gunakan cara pemberian angka yang relatif. Misalnya untuk sesuatu nomor soal jawaban yang paling lengkap hanya mengandung 3 unsur, padahal kita menghendaki 5 unsur maka kepada jawaban yang paling lengkap itulah kita berikan angka 5, sedangkan untuk yang menjawab hanya 2 atau 1 unsur, kita beri angka lebih sedikit, yaitu misalnya 3,5 ; 2 ; 1,5 ; dan seterusnya.     
Dengan cara ini maka pemberian angka pada tes bentuk uraian tidak akan dapat konsisten atau tetap dari kelas ke kelas atau dari tahun ke tahun.
Apa yang telah diterangkan adalah cara memberikan dengan menggunakan atau mendasarkan pada norma kelompok. Apabila dalam memberikan angka menggunakan atau mendasarkan pada standar mutlak, maka langkah-langkahnya akan lain. Yang dilakukan haruslah demikian:
a.       Membaca setiap jawaban yang diberikan oleh siswa dan dibandingkan dengan kunci jawaban yang telah kita susun.
b.      Membubuhkan skor di sebelah kiri setiap jawaban. Ini dilakukan per nomor soal.
c.       Menjumlahkan skor-soal yang telah dituliskan pada setiap soal, dan terdapatlah skor untuk bagian soal yang berbentuk uraian.

6.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk tugas.
Tolak ukur yang disarankan  dalam buku ini sebagai ukuran keberhasilan tugas adalah:
a.       Ketepatan waktu penyerahan tugas.
b.      Bentuk fisik pengerjaan tugas yang menandakan keseriusan mahasiswa dalam mengenakan tugas.
c.       Sistematika yang menunjukkan alur keruntutan pikiran.
d.      Kelengkapan isi menyangkut ketuntasan penyelesaian dan kepadatan isi.
e.       Mutu hasil tugas, yaitu kesesuaian hasil dengan garis-garis yang sudah ditentukan oleh dosen.
Dalam mempertimbangkan nilai akhir perlu dipikirkan peranan masing-masing aspek kriteria tersebut, misalnya demikian:
A1 - Ketepatan waktu, diberi bobot 2
A2 – Bentuk fisik, diberi bobot 1
A3 – Sstematika, diberi bobot 3
A4 – Klengkapan isi, diberi bobot 3
A5 – Mutu hasil, diberi bobot 3
Maka nilai akhir untuk tugas tersebut diberikan dengan rumus:
NAT =
NAT adalah nilai akhir tugas.

B.     PEMBERIAN NILAI
1.      Perbedaan antara Skor dan Nilai
Skor     : adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa.
Nilai    : adalah angka ubahan dari dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal atau acuan standar.
Contoh:
Skor maksimum yang diharapkan 40.
A memperoleh skor 24.
Ini berarti bahwa A menguasai    x 100% dari tujuan atau 60% dari tujuan pelajaran. Dalam daftar nilai, A dituliskan mendapat nilai 60.
B mendapat skor 36.
Ini berarti bahwa B menguasai  x 100% dari tujuan atau 90%dari tujuan pelajaran. Dalam daftar ini, B dituliskan mendapat nilai 90.

2.      Pendekatan penilaian
a.       Norm Referenced Evaluacion
Dalam penggunaan norm- referenced, prestasi belajar seorang siswa dibandingkan dengan siswa lain dalam kelompoknya. Kualitas seseorang sangat dipengaruhi oleh kualitas kelompoknya.
Dasar pikiran dari penggunaan standar ini adalah adanya asumsi bahwa di setiap populasi yang heterogen, tentu terdapat:
1)      Kelompok baik
2)      Kelompok sedang
3)      Kelompok kurang.
b.      Criterion Referenced Evaluacion
Di dalam penggunaan criterion referenced, siswa dibandingkan dengan sebuah standar tertentu, yaitu standar mutlak (standar 100). Uraian dalam contoh siswa A dan B di atas, siswa juga dibandingkan dengan standar tertentu yaitu skor maksimum. Penggunaan standar mutlak ini terutama dipertahankan dalam penerapan prinsip belajar tuntas.




KESIMPULAN
A.    MENSKOR
1.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul- salah: yaitu  testee (tercoba) hanya diminta melingkari huruf B atau S atau dapat juga diberi tanda X. Skor: R-W atau dengan denda: S = T- 2W.
2.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk pilihan ganda: testee diminta melingkari salh satu huruf di depan pilihan jawaban yang disediakan atau membubuhkan tanda lingkaran atau tanda silang (X) pada tempat yang sesuai di lembar jawaban. Skor dengan hukuman menggunakan rumus: S = R  - 
3.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawab singkat: Kunci jawaban tes bentuk ini merupakan deretan jawaban sesuai dengan nomornya. Skornya:sebaiknya tiap soal diberi angka 2 (dua).
4.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk Menjodohkan Materi: Kunci jawaban berbentuk deretan jawaban yang dikehendaki atau deretan nomor yang diikuti oleh huruf- huruf yang terdapat di depan alternatif jawaban. Skor untuk tiap nomor adalah 2 (dua).
5.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk esai
Cara pemberian skor: pemberian angka yang relatif. Misalnya jawaban yang paling lengkap itulah kita berikan angka 5, sedangkan untuk yang menjawab hanya 2 atau 1 unsur, kita beri angka lebih sedikit, yaitu misalnya 3,5 ; 2 ; 1,5 ; dan seterusnya.    
6.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk tugas.
Dalam mempertimbangkan nilai akhir perlu dipikirkan peranan masing-masing aspek kriteria tersebut, misalnya demikian:
A1 - Ketepatan waktu, diberi bobot 2
A2 – Bentuk fisik, diberi bobot 1
A3 – Sstematika, diberi bobot 3
A4 – Klengkapan isi, diberi bobot 3
A5 – Mutu hasil, diberi bobot 3
Maka nilai akhir untuk tugas tersebut diberikan dengan rumus:
NAT =
B.     PEMBERIAN NILAI
1.      Perbedaan antara Skor dan Nilai
Skor     :adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa.
Nilai    : adalah angka ubahan dari dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal atau acuan standar.
2.      Pendekatan penilaian
a.       Norm Referenced Evaluacion
Dalam penggunaan norm- referenced, prestasi belajar seorang siswa dibandingkan dengan siswa lain dalam kelompoknya. Kualitas seseorang sangat dipengaruhi oleh kualitas kelompoknya.

c.       Criterion Referenced Evaluacion
Di dalam penggunaan criterion referenced, siswa dibandingkan dengan sebuah standar tertentu, yaitu standar mutlak (standar 100). Penggunaan standar mutlak ini terutama dipertahankan dalam penerapan prinsip belajar tuntas.

0 comments:

Post a Comment

Copyright @ 2013 Para Pencari Ilmu Dunia Akhirat.