JAUHKANLAH DIRIMU DAN KELUARGAMU DARI API NERAKA

Wednesday, November 28, 2012

Filled Under:

MODEL-MODEL KONSEP KURIKULUM

PENDAHULUAN
Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan. Sebab berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan, kurikulum menyangkut rencana dan pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkup kelas, sekolah, daerah, wilayah maupun nasional, semua orang berkepentingan dengan kurikulum, sebab kita sebagai orang tua, sebagai warga masyarakat, sebagai pemimpin formal ataupun informal selalu mengharapkan tumbuh dan berkembangnya anak, pemuda dan generasi muda yang lebih baik, lebih cerdas, lebih berkemampuan. Kurikulum mempunyai andil yang cukup besar dalm melahirkan harapan tersebut.
Mengingat pentingnya peran dan fungsi kurikulum memang sudah sangat disadari dalam sistem pendidikan nasional. Ini dikarenakan kurikulum merupakan alat yang mendesak dalam merealisasikan program pendidikan. Sehingga gambaran ataupun tujuan dalam sistem pendidikan dapat terlihat jelas dalam kurikulum tersebut. Pada hakikatnya sistem kurikulum itu merupakan sistem pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, setiap guru dan tenaga kependidikan lainnya harus memahami kurikulum sekolah tempat mereka bertugas, agar sesuai dengan kurikulumnya.
Pada masalah ini, kelompok kami akan mencoba menjelaskan yang termasuk dalam metode-metode kurikulum, ada empat metode yaitu kurikulum subjek Akademis, kurikulum Humanistic, kurikulum Rekonstruksi sosial dan kurikulum Teknologi. Maka dari itu kami mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan. Untuk kesempurnaan makalah ini, kami menerima kritik dan saran.







PEMBAHASAN
MODEL-MODEL KONSEP KURIKULUM

1.    Kurikulum Subyek Akademis
Kurikulum subyek akademis bersumber dari pendidikan klasik (perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Semua ilmu pengetahuan nilai-nilai telah ditemukan oleh para pemikir masa lalu. Fungsi pendidikan dan mewariskan hasil-hasil budaya masa lalu tersebut. Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Belajar adalah berusaha menguasai ilmu sebanyak-banyaknya. Orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau disiapkan oleh guru. Guru sebagai penyampai bahan agar memegang peranan penting. Mereka harus menguasai pengetahuan yang ada dalam kurikulum. Ia harus menjadi ahli dalam bidang-bidang studi yang diajarkannya. Lebih jauh guru dituntut bukan hanya menguasai materi pendidikan, tetapi ia juga menjadi model bagi para siswanya. Kurikulum subyek akademis tidak berarti hanya menekankan pada materi yang disampaikan, dalam perkembangannya secara berangsur memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa. Proses belajar yang sangat bergantung pada segi apa yang dipentingkan dalam materi pelajaran tersebut.
Para pengembang kurikulum subyek akademis, lebih mengutamakan penyusunan bukan secara logis dan sistematis dari pada menyelaraskan urutan bahan dengan kemampuan berfikir anak. Mereka umumnya kurang memperhatikan bagaimana siswa belajar dan lebih mengutamakan susunan isi, yaitu apa yang akan diajarkan. Proses belajar yang ditempuh oleh siswa sama pentingnya dengan penguasaan konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi. Para ahli kurikulum subyek akademis juga memandang materi yang akan diajarkan bersifat universal, mereka mengabaikan karakteristik siswa dan kebutuhan masyarakat setempat.    
 


Karakteristik kurikulum subyek akademis
Tujuan kurikulum subyek akademis adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses “penelitian”. Metode yang paling banyak digunakan adalah ekspositori dan inkuiri. Evaluasi kurikulum subyek akademis menggunakan bentuk evaluasi sesuai dengan tujuan dan sifat mata pelajaran.
a.       Peranan guru sangat dominan
b.      Kurikulum menekankan isi atau materi ajaran
c.       Penyajian: ekspositori dan inkuiri.

2.    Kurikulum Humanistik
Ø  Konsep dasar
Kurikulum humanistic dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistic. Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi. Aliran ini lebih memberikan tempat utama kepada siswa. Mereka bertolak dari asumsi bahwa anak atau siswa adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan. Mereka percaya bahwa siswa mempunyai potensi, punya kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang. Pandangan mereka berkembang sebagai reaksi terhadap pendidikan yang lebih menekankan segi intelektual dengan peran utama dipegang oleh guru. Pendidikan humanistic menekankan peranan siswa. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk menciptakan situasi yang rileks dan akrab. Berkat situasi tersebut anak mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Pendidikan mereka lebih menekankan bagaimana mengajar siswa (mendorong siswa), dan bagaimana merasakan atau bersikap terhadap sesuatu. Tujuan pengajaran adalah memperluas kesadaran diri sendiri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan.
Ada beberapa aliran yang termasuk dalam pendidikan humanistic yaitu pendidikan kunfluen, kritikisme radikal, mistikisme modern. Pendidikan kunfluen menekankan kebutuhan pribadi, individu harus merespon secara utuh (baik segi pikiran, perasaan, maupun tindakan), terhadap kesatuan yang menyeluruh dari lingkungan. Kritikisme radikal memandang pendidikan sebagai upaya untuk membantu mistikisme modern adalah aliran yang menekankan latihan dan pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti.   
Ø  Karakteristik Kurikulum Humanistic
a.       Siswa adalah subyek, punya peran utama
b.      Isi/bahan sesuai minat atau kebutuhan siswa
c.       Menekankan keutuhan pribadi
d.      Evaluasi kurikulum lebih menekankan kepada proses yang dilakukan daripada hasil akhir.  

3.    Kurikulum Rekonstruksi Sosial
Kurikulum rekonstruksi sosial berbeda dengan model-model kurikulum lainnya. Kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat. Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional. Menurut mereka pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi, kerjasama. Kerjasama atau interaksi bukan hanya terjadi antara siswa dengan guru, tetapi antara siswa dengan siswa. Melalui interaksi dan kerjasama ini siswa berusaha memecahkan masalah problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik. Kurikulum rekonstruksi sosial bertujuan untuk menghadapkan peserta didik pada berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan. Para pendukung kurikulum ini yakin, bahwa permasalahan yang muncul tidak harus diperhatikan oleh “pengetahuan sosial” saja, tetapi oleh setiap disiplin ilmu, termasuk ekonomi dan matematika.
Kurikulum rekonstruksi sosial dimulai sekitar tahun 1920-an. Harold Rug mulai melihat dan menyadari bahwa selama ini terjadi kesenjangan antara kurikulum dengan masyarakat. Dengan adanya kurikulum rekonstruksi sosial ini, para siswa diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah sosial, dan dapat menciptakan masyarakat baru yang lebih stabil.
Pandangan rekonstruksi sosial berkembang karena keyakinannya pada kemampuan manusia untuk membangun dunia yang lebih baik. Juga penekanannya peranan ilmu dalam memecahkan masalah-masalah sosial. Beberapa kritikus pendidikan menilai pandangan ini sukar diterapkan langsung dalam kurikulum (pendidikan). Penyebabnya adalah tafsiran para ahli tentang perkembangan dan masalah-masalah sosial yang berbeda. Kemampuan warga untuk ikut serta dalam pemecahan masalah juga bervariasi.
Karakteristik kurikulum rekonstruksi sosial:
a.       Tujuan memecahkan masalah masyarakat
b.      Isi kurikulum: problema dalam masyarakat
c.       Metode mengajar kooperatif/kerja kelompok
d.      Guru dan siswa belajar bersama
        
4.    Kurikulum Teknologi
Abad dua puluh ditandai dengan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan teknologi mempengaruhi setiap bidang dan aspek kehidupan. Termasuk bidang pendidikan. Sejak dahulu teknologi sederhana, seperti penggunaan papan tulis dan kapur. Dewasa ini sesuai dengan tahap dan perkembangan yang digunakan adalah teknologi maju seperti audio, dan video, overhead proyektor, film slide, dan motion film, mesin pengajaran, komputer, dan internet.
Sejalan dengan ilmu dan teknologi di bidang pendidikan berkembang pula teknologi pendidikan. Aliran ini bermanfaat dengan pendidikan klasik, yaitu menekankan isi kurikulum, tetapi diarahkan bukan pada pemeliharaan dan pengawetan ilmu tersebut tetapi pada penguasaan kompetensi. Suatu kompetensi yang besar diuraikan menjadi kompetensi yang lebih sempit atau khusus dan akhirnya menjadi perilaku-perilaku yang dapat diamati/diukur.
Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum adalah dalam dua bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Penerapan teknologi perangkat keras dalam pendidikan dikenal sebagai teknologi alat (tools technology), sedangkan penerapan teknologi perangkat lunak disebut teknologi sistem.
Teknologi berperan dalam meningkatkan kualitas kurikulum, dengan memberi konstribusi mengenai keefektifan instruksional dan memantau perkembangan peserta didik. Oleh karenanya sangat beralasan dewasa ini semakin banyak kurikulum efektif yang selaras dengan perkembangan teknologi.
Karakteristik kurikulum teknologi:
a.       Menekankan isi (uraian kompetensi)
b.      Isi disajikan dalam media tulis dan elektronik
c.       Evaluasi menggunakan tes objektif.


ANALISIS
Dari penjelasan diatas, terdapat beberapa macam model/konsep kurikulum, yang semuanya bisa diterapkan sesuai dengan tingkat pendidikan tertentu. Adapun kurikulum pendidikan di Indonesia sekarang menggunakan kurikulum KTSP, dimana kurikulum tersebut adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Untuk itu kami akan menganalisis kedudukan KTSP dalam model konsep kurikulum (subyek akademis, humanistic, rekonstruksi sosial, dan teknologi) dengan melihat dari segi tujuan .
Tujuan KTSP itu sendiri adalah:
1.      Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2.      Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3.      Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Jika dilihat dari tujuan KTSP pada no.1 dan 2 diatas, dalam model konsep kurikulum, mengembangkan kecerdasan atau intelek dan pengetahuan merupakan tujuan dari kurikulum subyek akademis. Jadi dapat dikatakan bahwa KTSP masuk dalam konsep kurikulum subyek akademis.        
Tujuan lain dari pendidikan tingkat satuan pendidikan adalah meningkatkan atau mengembangkan kepribadian anak secara utuh. Dalam model konsep kurikulum humanistic. Jadi dapat juga bahwa KTSP masuk dalam model konsep kurikulum humanistic.
Sedangkan untuk tujuan pendidikan KTSP (dasar dan menengah) yang lainnya, seperti meletakkan dan meningkatkan akhlak mulia, ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya (khusus untuk SMK) itu semua termasuk dalam model konsep kurikulum rekonstruksi sosial dan teknologi. Kenapa termasuk kurikulum rekonstruksi sosial dan teknologi? Karena dalam kurikulum rekonstruksi sosial sekolah merupakan tempat untuk mempersiapkan siswa untuk dapat hidup bermasyarakat. Dalam masyarakat diperlukan ketrampilan untuk hidup secara mandiri. Jika kita lihat hal ini dalam konteks tujuan KTSP, maka KTSP juga masuk dalam model konsep kurikulum rekonstruksi sosial dan teknologi.
Jadi dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa KTSP merupakan kumpulan dari beberapa model konsep kurikulum yang telah ada. Model konsep kurikulum dalam KTSP mempunyai peran dan fungsi masing-masing yang bertujuan agar hal-hal yang telah ditetapkan dalam KTSP dapat dicapai dan dilaksanakan dengan maksimal. Oleh karena itu model konsep kurikulum sangat berarti sekali bagi KTSP.



  
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, H. Oemar. 2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1999. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
http: //apadefinisinya.blogspot.com/2008/11/model-konsep-kurikulum.html
http: //tomindflys.blogspot.com/2010/01/kurikulum 



0 comments:

Post a Comment

Copyright @ 2013 Para Pencari Ilmu Dunia Akhirat.