PENDAHULUAN
Kurikulum memegang
kedudukan kunci dalam pendidikan. Sebab berkaitan dengan penentuan arah, isi
dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi
lulusan suatu lembaga pendidikan, kurikulum menyangkut rencana dan pelaksanaan
pendidikan baik dalam lingkup kelas, sekolah, daerah, wilayah maupun nasional,
semua orang berkepentingan dengan kurikulum, sebab kita sebagai orang tua, sebagai
warga masyarakat, sebagai pemimpin formal ataupun informal selalu mengharapkan
tumbuh dan berkembangnya anak, pemuda dan generasi muda yang lebih baik, lebih
cerdas, lebih berkemampuan. Kurikulum mempunyai andil yang cukup besar dalm
melahirkan harapan tersebut.
Mengingat pentingnya
peran dan fungsi kurikulum memang sudah sangat disadari dalam sistem pendidikan
nasional. Ini dikarenakan kurikulum merupakan alat yang mendesak dalam
merealisasikan program pendidikan. Sehingga gambaran ataupun tujuan dalam
sistem pendidikan dapat terlihat jelas dalam kurikulum tersebut. Pada
hakikatnya sistem kurikulum itu merupakan sistem pendidikan itu sendiri. Oleh
karena itu, setiap guru dan tenaga kependidikan lainnya harus memahami
kurikulum sekolah tempat mereka bertugas, agar sesuai dengan kurikulumnya.
Pada masalah ini,
kelompok kami akan mencoba menjelaskan yang termasuk dalam metode-metode
kurikulum, ada empat metode yaitu kurikulum subjek Akademis, kurikulum
Humanistic, kurikulum Rekonstruksi sosial dan kurikulum Teknologi. Maka dari
itu kami mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan. Untuk kesempurnaan makalah
ini, kami menerima kritik dan saran.
PEMBAHASAN
MODEL-MODEL
KONSEP KURIKULUM
1.
Kurikulum
Subyek Akademis
Kurikulum subyek
akademis bersumber dari pendidikan klasik (perenialisme
dan esensialisme) yang berorientasi
pada masa lalu. Semua ilmu pengetahuan nilai-nilai telah ditemukan oleh para
pemikir masa lalu. Fungsi pendidikan dan mewariskan hasil-hasil budaya masa
lalu tersebut. Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Belajar adalah
berusaha menguasai ilmu sebanyak-banyaknya. Orang yang berhasil dalam belajar
adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang
diberikan atau disiapkan oleh guru. Guru sebagai penyampai bahan agar memegang
peranan penting. Mereka harus menguasai pengetahuan yang ada dalam kurikulum.
Ia harus menjadi ahli dalam bidang-bidang studi yang diajarkannya. Lebih jauh
guru dituntut bukan hanya menguasai materi pendidikan, tetapi ia juga menjadi
model bagi para siswanya. Kurikulum subyek akademis tidak berarti hanya
menekankan pada materi yang disampaikan, dalam perkembangannya secara berangsur
memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa. Proses belajar yang sangat
bergantung pada segi apa yang dipentingkan dalam materi pelajaran tersebut.
Karakteristik
kurikulum subyek akademis
Tujuan kurikulum
subyek akademis adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para
siswa menggunakan ide-ide dan proses “penelitian”. Metode yang paling banyak
digunakan adalah ekspositori dan inkuiri. Evaluasi kurikulum subyek akademis
menggunakan bentuk evaluasi sesuai dengan tujuan dan sifat mata pelajaran.
a. Peranan
guru sangat dominan
b. Kurikulum
menekankan isi atau materi ajaran
c. Penyajian:
ekspositori dan inkuiri.
2.
Kurikulum
Humanistik
Ø Konsep dasar
Kurikulum
humanistic dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistic. Kurikulum ini
berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi. Aliran ini lebih memberikan
tempat utama kepada siswa. Mereka bertolak dari asumsi bahwa anak atau siswa
adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan. Mereka percaya bahwa siswa
mempunyai potensi, punya kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang. Pandangan
mereka berkembang sebagai reaksi terhadap pendidikan yang lebih menekankan segi
intelektual dengan peran utama dipegang oleh guru. Pendidikan humanistic
menekankan peranan siswa. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk menciptakan
situasi yang rileks dan akrab. Berkat situasi tersebut anak mengembangkan
segala potensi yang dimilikinya. Pendidikan mereka lebih menekankan bagaimana
mengajar siswa (mendorong siswa), dan bagaimana merasakan atau bersikap
terhadap sesuatu. Tujuan pengajaran adalah memperluas kesadaran diri sendiri
dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan.
Ø Karakteristik Kurikulum
Humanistic
a. Siswa
adalah subyek, punya peran utama
b. Isi/bahan
sesuai minat atau kebutuhan siswa
c. Menekankan
keutuhan pribadi
d. Evaluasi
kurikulum lebih menekankan kepada proses yang dilakukan daripada hasil akhir.
3.
Kurikulum
Rekonstruksi Sosial
Kurikulum
rekonstruksi sosial berbeda dengan model-model kurikulum lainnya. Kurikulum ini
lebih memusatkan perhatian pada problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat.
Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional. Menurut mereka
pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi,
kerjasama. Kerjasama atau interaksi bukan hanya terjadi antara siswa dengan
guru, tetapi antara siswa dengan siswa. Melalui interaksi dan kerjasama ini
siswa berusaha memecahkan masalah problema-problema yang dihadapinya dalam
masyarakat menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik. Kurikulum
rekonstruksi sosial bertujuan untuk menghadapkan peserta didik pada berbagai
permasalahan manusia dan kemanusiaan. Para pendukung kurikulum ini yakin, bahwa
permasalahan yang muncul tidak harus diperhatikan oleh “pengetahuan sosial”
saja, tetapi oleh setiap disiplin ilmu, termasuk ekonomi dan matematika.
Kurikulum
rekonstruksi sosial dimulai sekitar tahun 1920-an. Harold Rug mulai melihat dan
menyadari bahwa selama ini terjadi kesenjangan antara kurikulum dengan
masyarakat. Dengan adanya kurikulum rekonstruksi sosial ini, para siswa
diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah sosial, dan dapat menciptakan
masyarakat baru yang lebih stabil.
Pandangan
rekonstruksi sosial berkembang karena keyakinannya pada kemampuan manusia untuk
membangun dunia yang lebih baik. Juga penekanannya peranan ilmu dalam
memecahkan masalah-masalah sosial. Beberapa kritikus pendidikan menilai
pandangan ini sukar diterapkan langsung dalam kurikulum (pendidikan).
Penyebabnya adalah tafsiran para ahli tentang perkembangan dan masalah-masalah
sosial yang berbeda. Kemampuan warga untuk ikut serta dalam pemecahan masalah
juga bervariasi.
Karakteristik
kurikulum rekonstruksi sosial:
a. Tujuan
memecahkan masalah masyarakat
b. Isi
kurikulum: problema dalam masyarakat
c. Metode
mengajar kooperatif/kerja kelompok
d. Guru
dan siswa belajar bersama
4.
Kurikulum
Teknologi
Abad dua puluh
ditandai dengan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan teknologi
mempengaruhi setiap bidang dan aspek kehidupan. Termasuk bidang pendidikan.
Sejak dahulu teknologi sederhana, seperti penggunaan papan tulis dan kapur.
Dewasa ini sesuai dengan tahap dan perkembangan yang digunakan adalah teknologi
maju seperti audio, dan video, overhead proyektor, film slide, dan motion film,
mesin pengajaran, komputer, dan internet.
Sejalan dengan
ilmu dan teknologi di bidang pendidikan berkembang pula teknologi pendidikan.
Aliran ini bermanfaat dengan pendidikan klasik, yaitu menekankan isi kurikulum,
tetapi diarahkan bukan pada pemeliharaan dan pengawetan ilmu tersebut tetapi
pada penguasaan kompetensi. Suatu kompetensi yang besar diuraikan menjadi
kompetensi yang lebih sempit atau khusus dan akhirnya menjadi perilaku-perilaku
yang dapat diamati/diukur.
Penerapan
teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum adalah dalam dua bentuk,
yaitu bentuk perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
Penerapan teknologi perangkat keras dalam pendidikan dikenal sebagai teknologi
alat (tools technology), sedangkan penerapan teknologi perangkat lunak disebut
teknologi sistem.
Teknologi
berperan dalam meningkatkan kualitas kurikulum, dengan memberi konstribusi
mengenai keefektifan instruksional dan memantau perkembangan peserta didik.
Oleh karenanya sangat beralasan dewasa ini semakin banyak kurikulum efektif
yang selaras dengan perkembangan teknologi.
Karakteristik
kurikulum teknologi:
a. Menekankan
isi (uraian kompetensi)
b. Isi
disajikan dalam media tulis dan elektronik
c. Evaluasi
menggunakan tes objektif.
ANALISIS
Dari penjelasan diatas,
terdapat beberapa macam model/konsep kurikulum, yang semuanya bisa diterapkan
sesuai dengan tingkat pendidikan tertentu. Adapun kurikulum pendidikan di Indonesia
sekarang menggunakan kurikulum KTSP, dimana kurikulum tersebut adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
Untuk itu kami akan menganalisis kedudukan KTSP dalam model konsep kurikulum
(subyek akademis, humanistic, rekonstruksi sosial, dan teknologi) dengan
melihat dari segi tujuan .
Tujuan KTSP itu sendiri adalah:
1.
Tujuan
pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut.
2.
Tujuan
pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut.
3.
Tujuan
pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Jika dilihat dari tujuan
KTSP pada no.1 dan 2 diatas, dalam model konsep kurikulum, mengembangkan
kecerdasan atau intelek dan pengetahuan merupakan tujuan dari kurikulum subyek
akademis. Jadi dapat dikatakan bahwa KTSP masuk dalam konsep kurikulum subyek
akademis.
Tujuan lain dari
pendidikan tingkat satuan pendidikan adalah meningkatkan atau mengembangkan
kepribadian anak secara utuh. Dalam model konsep kurikulum humanistic. Jadi
dapat juga bahwa KTSP masuk dalam model konsep kurikulum humanistic.
Sedangkan untuk tujuan
pendidikan KTSP (dasar dan menengah) yang lainnya, seperti meletakkan dan
meningkatkan akhlak mulia, ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya (khusus untuk SMK) itu semua
termasuk dalam model konsep kurikulum rekonstruksi sosial dan teknologi. Kenapa
termasuk kurikulum rekonstruksi sosial dan teknologi? Karena dalam kurikulum
rekonstruksi sosial sekolah merupakan tempat untuk mempersiapkan siswa untuk
dapat hidup bermasyarakat. Dalam masyarakat diperlukan ketrampilan untuk hidup
secara mandiri. Jika kita lihat hal ini dalam konteks tujuan KTSP, maka KTSP
juga masuk dalam model konsep kurikulum rekonstruksi sosial dan teknologi.
Jadi dari analisis
diatas dapat disimpulkan bahwa KTSP merupakan kumpulan dari beberapa model
konsep kurikulum yang telah ada. Model konsep kurikulum dalam KTSP mempunyai
peran dan fungsi masing-masing yang bertujuan agar hal-hal yang telah
ditetapkan dalam KTSP dapat dicapai dan dilaksanakan dengan maksimal. Oleh
karena itu model konsep kurikulum sangat berarti sekali bagi KTSP.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, H. Oemar. 2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1999. Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
http:
//apadefinisinya.blogspot.com/2008/11/model-konsep-kurikulum.html
http:
//tomindflys.blogspot.com/2010/01/kurikulum
0 comments:
Post a Comment