JAUHKANLAH DIRIMU DAN KELUARGAMU DARI API NERAKA

Wednesday, November 28, 2012

Filled Under:

REMEDIAL DAN MEMBUAT LAPORAN


I.      PENDAHULUAN
Secara garis besar, pembahasan bab ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu kegiatan pengajaran remidi, yang didalamnya mencakup pemberian materi kepada kelompok siswa yang benar-benar memiliki kesulitan belajar agar dapat mengejar ketertinggalannya dalam belajar, dan kegiatan membuat laporan penilaian yang pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan proses dan hasil belajar para peserta didik dan hasil mengajar guru.
Ada sebagian guru tidak menyadari bahwa kemampuan siswa dalam proses pembelajaran bervariasi. Hal ini terjadi karena memang biasanya sistem pengajaran, secara faktual diberikan secara bersamaan dalam satu kelas. Dalam hal ini guru perlu menyadari bahwa tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama. Pada siswa yang cepat menerima dan menguasai materi pembelajaran setelah diberikan contoh dan latihan soal yang relevan, adapula siswa yang tetap mengalami kesulitan belajar walaupun cintoh soal dan latihan sudah diberikan. Idealnya semua siswa perlu mendapatkan perhatian dari guru dengan intensitas yang sama sehingga mereka bisa berhasil dalam waktu bersamaan.
Pemanfaatan informasi hasil penilian proses dan hasil belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran harus didukung oleh peserta didik, orang tua, atau wali peserta didik, kepala sekolah, guru dan civitas sekolah lainnya. Dukungan ini akan diperoleh apabila mereka mendapat informasi hasil penilaian yang lengkap dan akurat. Oleh karena itu diperlukan laporan perkembangan proses dan hasil belajar peserta didik untuk guru atau sekolah, orang tua atau wali siswa, dan untuk peserta didik itu sendiri.  
II.      POKOK PERMASALAHAN
1. Bagaimana cara melakukan remedial?
2. Bagaimana cara membuat laporan penilaian?
3. Bagaimana teknik, macam dan cara membuat laporan?
4. Apa manfaat laporan bagi pembelajaran?


III.      TUJUAN
1.      Untuk mengetahui cara melakukan remedial.
2.      Untuk mengetahui cara membuat laporan penilaian.
3.      Untuk mengetahui teknik, macam dan cara membuat laporan.
4.      Untuk mengetahui manfaat laporan bagi pembelajaran.

IV.      PEMBAHASAN
A.    Remedial
1.      Ontologi Kegiatan Remedial
Batasan remedi khususnya remidi dalam kelas, menurut Good (1973), remedial kelas merupakan pengelompokan siswa, khusus yang dipilih yang memerlukan pengajaran lebih pada mata pelajaran tertentu daripada siswa dalam kelas biasa.
Kegiatan remedi merupakan tindakan korektif yang diberikan kepada siswa setelah evaluasi diagnostik dilakukan. Remedi pada umumnya mencakup pada pemahaman kebutuhan individual siswa, ditambah dengan metode pengajaran yang tepat yang diterapkan oleh guru agarmembantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Beberapa faktor penyebab kegagalan dalam belajar, yaitu faktor internal pribadi siswa, lingkungan pribadi, dan mungkin gabungan dari keduanya, juga faktor eksternal yang berkaitan erat dengan siswa.
1.      Faktor penyebab Internal
a.       Kesehatan
b.      Problem penyesuaian diri
2.      Faktor penyebab Eksternal
a.       Lingkungan.
b.      Cara guru mengajar yang tidak baik.
c.       Orang tua siswa.
d.      Masyarakat sekitar


2.      Remedi secara Individu, Organisasi Kegiatan Remedial dan Pengajaran Remedi
·                                                                                                                                                                                                   Remedi Secara Individu
Beberapa siswa yang mengalami kegagalan belajar, pada kasus tertentu mempunyai perasaan tidak pandai. Mereka merasa rendah diri atau inferior bahwa mereka tidak dapat berhasil; bahkan ada yang merasa bahwa mereka berbeda dengan siswa lainnya. Apabila hal demikian muncul, maka untuk mengatasinya diperlukan bimbingan konseling, agar nereka tidak jatuh pada rasa frustasi yang berkelanjutan. Tujuan konseling dalam kaitanya dengan kesulitan belajar adalah meningkatkan dan menguatkan motivasi mereka untuk bangkit guna mengatasi permasalahan. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana seorang guru mengorganisasi pengajaran remedial secara komprehensif?
Jika kesulitan siswa, baik yang bersumber internal maupun eksternal telah diidentifikasi, selanjutnya program remedi perlu diformulasikan. Jika siswa telah dimotivasi dalam kegiatan belajarnya maka kegiatan remedi ini sebaiknya dilakukan secara individual. Penilaian remedi pun difokuskan pada kebutuhan spesifik individual siswa.
Yang perlu diperhatikan oleh seorang guru adalah bahwa tidak semua remedi harus dilakukan secara individual, tetapi bisa juga remedi dilakukan secara berkelompok dengan membuat kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 6 siswa yang memiliki problem sama.
Dalam hal ini yang penting adalah para guru harus peduli dan menyiapkan setiap satuan pembelajaran dengan latihan soal dan buku kerja yang relevan dengan subtansi pengajaran. Selain itu, pada situasi ini guru juga harus tetap mampu mengenal kelebihan dan kelemahan siswa sehingga kesempatan untuk menerapkan teknik remedi individual atau kelompok dapat dilakukan dengan baik.  
  • Organisasi Kegiatan Remedial
Program remedi yang baik pada prinsipnya perlu didasarkan pada diagnostik awal dan disertai dengan tindak lanjut  yang kontinu. Pertama, perlu diadakan pencerahan kepada siswa bahwa tujuan khusus program remedi diantaranya adalah mengatasi kesulitan belajar.
Kedua, guru perlu menilai keberhasilan program remedi yang telah dilakukan. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dimungkinkan pada saat yang diperlukan, mengubah metode dan menggunakan materi yang bervariasi agar siswa dapat mengatasi kesulitan belajarnya.
Ketiga, evaluasi remedi memiliki arti penting bagi orang-orang terdekat siswa. Oleh karena itu, perlu diberikan informasi kepada siswa dan orang tua mengenai perkembangan belajarnya.
Untuk guru sekolah dasar, biasanya masih bisa diberi tanggung jawab tambahan, berupa melaksanakan program diagnostik dan remedi, sedangkan untuk sekolah lanjutan, guru bimbingan konseling yang ada dapat diberdayakan secara intensif.   
  • Memberikan Pengajaran Remedi
Tingkat awal remedi adalah membangun kembali keyakinan dalam diri siswa. Remedi yang baik pada umumnya mempunyai semua atribut mengajar yang baik, ditambah dengan contoh soal yang bisa digunakan untuk lebih memahami dan menguasai materi pembelajaran. Siswa diharapkan terus mengembangkan keyakinan, ketika ia memiliki pengalaman dan merasakan usaha untuk berhasil. Oleh karena itu, juga perlu bagi seorang guru mengetahui dimana kekuatan dan kelemahan siswa. Kekuatan yang ada digunakan untuk mengatasi kelemahan dan usaha tersebut diarahkan untuk mencapai tingkat pencapaian hasil belajar.
Untuk tetap termotivasi dan interes untuk belajar, maka program remedi harus selalu ditekankan, tindakan monoton dan tanpa usaha perlu dihindari. Oleh karena itu, pendekatan mengajar yang variatif perlu diperhatikan oleh guru yang memberikan program remedi. Pendekatan yang variatif, relevan  dan menyenangkan pada prinsipnya sangat sesuai dengan prinsip pembelajaran kontekstual, bisa menjegah ketegangan mental siswa dan merangsang untuk melakukan pengembangan diri dalam belajar. Materi pembelajaran yang memiliki nilai motivasi tinggi perlu selalu dicari untuk dikembangkan guna mengatasi permasalahan belajar. 
3.      Program Remedi, Pengayaan dan Akselarasi
  • Program Remedial
Kaitannya dengan sistem pembelajaran tuntas (Mastery Learning), maka masalah yang akan timbul adalah ” bagaimana seorang guru harus menangani para peserta didik yang lamban atau mengalami kesulitan dalam pencapaian indikator dari suatu kompetensi dasar yang telah ditentukan ?”
 Untuk menangani masalah ini, maka ada 2 cara yang dapat ditempuh, yaitu sebagai berikut :
1)      Pemberian bimbingan secara khusus dan perseorangan bagio peserta didik yang belum atau mengalami kesulitan dalam pencapaian indikator dari suatu kompetensi yang telah ditentukan.
2)      Pemberian tugas-tugas atau perlakuan (treatment) secara khusus, dimana hal ini merupakan penyederhanaan dari sistem pembelajaran reguler.
  • Program Pengayaan
1) Pemberian materi tambahan atau berdiskusi tentang suatu hal yang berkaitan dengan matrei ajar berikutnya, bersama teman kelompoknya yang mengalami hal serupa dengan tujuan memperluas wawasannya.
2)  Menganalisis tugas-tugas yang diberikan oleh guru, sebagai materi ajar tambahan.
3)  Mengerjakan soal-soal latihan tambahan yang bersifat pengayaan.
·         Program Akselerasi (Percepatan Belajar)
Sebagai implikasi dari sistem pembelajaran tuntas (Mastery Learning) juga memungkinkan adanya peserta didik memiliki kecerdasan luar biasa dan mampu mencapai kompetensi yang telah ditetapkan jauh lebih cepat dengan nilai yang amat baik pila (>95). Peserta didik yang memiliki kecerdasan yang luar biasa ini, memiliki karakteristik yang khusus, yaitu tidak banyak memerlukan waktu dan bantuan dalam menyelesaikan pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan, misalnya program remedial dan pengayaan. Justru sebaliknya program remedial dan pengayaan dapat mengganngu optimalisasi belajarnya.
Dalam mengatasi peserta didik yang demikian, seorang guru memberikan pelayanan yang terbaik yang seharusnya diberikan, yaitu program akselerasi (percepatan belajar). Program akselerasi ini diberikan secara alami dan bukan dalam kelas akselerasi. Peserta didik yang dapat menyelesaikan pencapaian kompetensi dasar yang telah ditetapkan dengan kecepatan luar biasa didukung dengan nilai >95, maka sebaiknya tidak perlu diberikan pengayaan, tetapi langsung saja dipersilakan untuk memepelajari kompetensi dasar berikutnya yang telah ditetapkan.
B.Membuat Laporan
1.      Pengertian dan Bentuk Laporan
2.      Pentingnya / Manfaat Laporan
Secara sistematis dapat dikemukakan disini bahwa laporan tentang siswa bermanfaat bagi beberapa pihak yaitu, sebagai berikut :
1)      Siswa sendiri.
2)      Guru yang mengajar.
3)      Guru lain.
4)      Petugas lain di sekolah.
5)      Orang tua.
6)      Pemakai lulusan.
3.      Teknik, Macam dan Cara  Membuat Laporan
Pada dasarnya, catatan tentang diri siswa ini diusahakan selengkapnya pula. Akan tetapi, kita sadari bahwa membuat catatan yang lengkap setiap saat merupakan tugas yang berat dan meminta banyak waktu. Oleh karena itu, pembuatan catatan ini kadang-kadang lalu disingkat, hanya disesuaikan dengan kebutuhan yang mendesak.



Secara garis besar, catatan tentang siswa dapat dibuat dengan macam cara, yakni sebagai berikut :
1)      Catatan lengkap.
Catatan lengkap adalah catatan tantang siswa yang berisi baik prestasi maupun aspek-aspek pribadi yang lain, misalnya kejujuran, kebersihan, kerajinan, sikap sosial, kebiasaan bekerja, kepercsyaan terhadap diri sendiri, disiplin, ketelitian, dan sebagainya. Tentang isi catatannya, ada yang hanya dinyatakan dengan kata singkat seperti “Baik”, ”Sedang”, ”Kurang”, atau dengan keterangan yang lebih terperinci.
2)      Catatan tidak lengkap.
Catatan tidak lengkap adalah catatan tentang siswa yang hanya berisi gambaran tentang prestasi siswa, dan hanya sedikit saja menyinggung tentang kepribadian.
Tentang catatan prestasi belajar siswa itu sendiri dapat dibedakan atas 2 cara, yaitu :
1.      Dengan pernyataan  lulus-belum-lulus.
2.      Dengan nilai siswa.

V.      KESIMPULAN
A.    Remedial
1.      Ontologi Kegiatan Remedial
Batasan remedi khususnya remidi dalam kelas, menurut Good (1973), remedial kelas merupakan pengelompokan siswa, khusus yang dipilih yang memerlukan pengajaran lebih pada mata pelajaran tertentu daripada siswa dalam kelas biasa.
Kegiatan remedi merupakan tindakan korektif yang diberikan kepada siswa setelah evaluasi diagnostik dilakukan. Remedi pada umumnya mencakup pada pemahaman kebutuhan individual siswa, ditambah dengan metode pengajaran yang tepat yang diterapkan oleh guru agarmembantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2.      Remedi secara Individu, Organisasi Kegiatan Remedial dan Pengajaran Remedi
·   Remedi Secara Individu
Beberapa siswa yang mengalami kegagalan belajar, pada kasus tertentu mempunyai perasaan tidak pandai. Mereka merasa rendah diri atau inferior bahwa mereka tidak dapat berhasil, bahkan ada yang merasa bahwa mereka berbeda dengan siswa lainnya..
Yang perlu diperhatikan oleh seorang guru adalah bahwa tidak semua remedi harus dilakukan secara individual, tetapi bisa juga remedi dilakukan secara berkelompok dengan membuat kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 6 siswa yang memiliki problem sama.
Dalam hal ini yang penting adalah para guru harus peduli dan menyiapkan setiap satuan pembelajaran dengan latihan soal dan buku kerja yang relevan dengan subtansi pengajaran. dilakukan dengan baik. 
·   Organisasi Kegiatan Remedial
Program remedi yang baik pada prinsipnya perlu didasarkan pada diagnostik awal dan disertai dengan tindak lanjut  yang kontinu. Pertama, perlu diadakan pencerahan kepada siswa bahwa tujuan khusus program remedi diantaranya adalah mengatasi kesulitan belajar.
Kedua, guru perlu menilai keberhasilan program remedi yang telah dilakukan. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dimungkinkan pada saat yang diperlukan, mengubah metode dan menggunakan materi yang bervariasi agar siswa dapat mengatasi kesulitan belajarnya.
Ketiga, evaluasi remedi memiliki arti penting bagi orang-orang terdekat siswa. Oleh karena itu, perlu diberikan informasi kepada siswa dan orang tua mengenai perkembangan belajarnya.
·   Memberikan Pengajaran Remedi
Tingkat awal remedi adalah membangun kembali keyakinan dalam diri siswa. Remedi yang baik pada umumnya mempunyai semua atribut mengajar yang baik, ditambah dengan contoh soal yang bisa digunakan untuk lebih memahami dan menguasai materi pembelajaran. Siswa diharapkan terus mengembangkan keyakinan, ketika ia memiliki pengalaman dan merasakan usaha untuk berhasil. Oleh karena itu, juga perlu bagi seorang guru mengetahui dimana kekuatan dan kelemahan siswa. Kekuatan yang ada digunakan untuk mengatasi kelemahan dan usaha tersebut diarahkan untuk mencapai tingkat pencapaian hasil belajar.
Pendekatan mengajar yang variatif perlu diperhatikan oleh guru yang memberikan program remedi. Pendekatan yang variatif, relevan  dan menyenangkan pada prinsipnya sangat sesuai dengan prinsip pembelajaran kontekstual, bisa menjegah ketegangan mental siswa dan merangsang untuk melakukan pengembangan diri dalam belajar. Materi pembelajaran yang memiliki nilai motivasi tinggi perlu selalu dicari untuk dikembangkan guna mengatasi permasalahan belajar. 
3.      Program Remedi, Pengayaan dan Akselarasi
·         Program Remedial
Kaitannya dengan sistem pembelajaran tuntas (Mastery Learning), maka masalah yang akan timbul adalah ” bagaimana seorang guru harus menangani para peserta didik yang lamban atau mengalami kesulitan dalam pencapaian indikator dari suatu kompetensi dasar yang telah ditentukan ?”
 Untuk menangani masalah ini, maka ada 2 cara yang dapat ditempuh, yaitu sebagai berikut :
1)      Pemberian bimbingan secara khusus dan perseorangan bagio peserta didik yang belum atau mengalami kesulitan dalam pencapaian indikator dari suatu kompetensi yang telah ditentukan.
2)      Pemberian tugas-tugas atau perlakuan (treatment) secara khusus, dimana hal ini merupakan penyederhanaan dari sistem pembelajaran reguler.
·         Program Pengayaan
1) Pemberian materi tambahan atau berdiskusi tentang suatu hal yang berkaitan dengan matrei ajar berikutnya, bersama teman kelompoknya yang mengalami hal serupa dengan tujuan memperluas wawasannya.
2)  Menganalisis tugas-tugas yang diberikan oleh guru, sebagai materi ajar tambahan.
3)  Mengerjakan soal-soal latihan tambahan yang bersifat pengayaan.
·         Program Akselerasi (Percepatan Belajar)
Sebagai implikasi dari sistem pembelajaran tuntas (Mastery Learning) juga memungkinkan adanya peserta didik memiliki kecerdasan luar biasa dan mampu mencapai kompetensi yang telah ditetapkan jauh lebih cepat dengan nilai yang amat baik pula (>95). Peserta didik yang memiliki kecerdasan yang luar biasa ini, memiliki karakteristik yang khusus, yaitu tidak banyak memerlukan waktu dan bantuan dalam menyelesaikan pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan, misalnya program remedial dan pengayaan. Justru sebaliknya program remedial dan pengayaan dapat mengganngu optimalisasi belajarnya.
B.Membuat Laporan
1.      Pengertian dan Bentuk Laporan
2.      Pentingnya / Manfaat Laporan
Secara sistematis dapat dikemukakan disini bahwa laporan tentang siswa bermanfaat bagi beberapa pihak yaitu, sebagai berikut :
1)      Siswa sendiri.
2)      Guru yang mengajar.
3)      Guru lain.
4)      Petugas lain di sekolah.
5)      Orang tua.
6)      Pemakai lulusan.
3.      Teknik, Macam dan Cara  Membuat Laporan
Pada dasarnya, catatan tentang diri siswa ini diusahakan selengkapnya pula. Akan tetapi, kita sadari bahwa membuat catatan yang lengkap setiap saat merupakan tugas yang berat dan meminta banyak waktu. Oleh karena itu, pembuatan catatan ini kadang-kadang lalu disingkat, hanya disesuaikan dengan kebutuhan yang mendesak.
Secara garis besar, catatan tentang siswa dapat dibuat dengan macam cara, yakni sebagai berikut :
a)      Catatan lengkap.
b)      Catatan tidak lengkap.
Tentang catatan prestasi belajar siswa itu sendiri dapat dibedakan atas 2 cara, yaitu :
1)      Dengan pernyataan  lulus-belum-lulus.
2)      Dengan nilai siswa.







0 comments:

Post a Comment

Copyright @ 2013 Para Pencari Ilmu Dunia Akhirat.