I.
PENDAHULUAN
Secara garis besar,
pembahasan bab ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu kegiatan pengajaran
remidi, yang didalamnya mencakup pemberian materi kepada kelompok siswa yang
benar-benar memiliki kesulitan belajar agar dapat mengejar ketertinggalannya
dalam belajar, dan kegiatan membuat laporan penilaian yang pada dasarnya
bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan proses dan hasil belajar
para peserta didik dan hasil mengajar guru.
Ada sebagian guru tidak
menyadari bahwa kemampuan siswa dalam proses pembelajaran bervariasi. Hal ini
terjadi karena memang biasanya sistem pengajaran, secara faktual diberikan
secara bersamaan dalam satu kelas. Dalam hal ini guru perlu menyadari bahwa
tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama. Pada siswa yang cepat menerima
dan menguasai materi pembelajaran setelah diberikan contoh dan latihan soal
yang relevan, adapula siswa yang tetap mengalami kesulitan belajar walaupun
cintoh soal dan latihan sudah diberikan. Idealnya semua siswa perlu mendapatkan
perhatian dari guru dengan intensitas yang sama sehingga mereka bisa berhasil
dalam waktu bersamaan.
Pemanfaatan informasi
hasil penilian proses dan hasil belajar untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran harus didukung oleh peserta didik, orang tua, atau wali peserta
didik, kepala sekolah, guru dan civitas sekolah lainnya. Dukungan ini akan
diperoleh apabila mereka mendapat informasi hasil penilaian yang lengkap dan
akurat. Oleh karena itu diperlukan laporan perkembangan proses dan hasil
belajar peserta didik untuk guru atau sekolah, orang tua atau wali siswa, dan
untuk peserta didik itu sendiri.
II.
POKOK PERMASALAHAN
1. Bagaimana cara
melakukan remedial?
2. Bagaimana cara
membuat laporan penilaian?
3. Bagaimana
teknik, macam dan cara membuat laporan?
4. Apa manfaat
laporan bagi pembelajaran?
III.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara
melakukan remedial.
2. Untuk
mengetahui cara membuat laporan penilaian.
3. Untuk
mengetahui teknik, macam dan cara membuat laporan.
4. Untuk
mengetahui manfaat laporan bagi pembelajaran.
IV.
PEMBAHASAN
A. Remedial
1. Ontologi
Kegiatan Remedial
Batasan remedi khususnya remidi dalam kelas, menurut Good (1973), remedial kelas merupakan
pengelompokan siswa, khusus yang dipilih yang memerlukan pengajaran lebih pada
mata pelajaran tertentu daripada siswa dalam kelas biasa.
Kegiatan remedi merupakan tindakan korektif yang diberikan kepada siswa
setelah evaluasi diagnostik dilakukan. Remedi pada umumnya mencakup pada pemahaman
kebutuhan individual siswa, ditambah dengan metode pengajaran yang tepat yang
diterapkan oleh guru agarmembantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
Beberapa faktor penyebab kegagalan dalam belajar, yaitu faktor internal
pribadi siswa, lingkungan pribadi, dan mungkin gabungan dari keduanya, juga
faktor eksternal yang berkaitan erat dengan siswa.
1. Faktor penyebab
Internal
a. Kesehatan
b. Problem
penyesuaian diri
2. Faktor penyebab
Eksternal
a. Lingkungan.
b. Cara guru mengajar
yang tidak baik.
c. Orang tua siswa.
d. Masyarakat sekitar
2. Remedi secara
Individu, Organisasi Kegiatan Remedial dan Pengajaran Remedi
·
Remedi Secara Individu
Beberapa
siswa yang mengalami kegagalan belajar, pada kasus tertentu mempunyai perasaan
tidak pandai. Mereka merasa rendah diri atau inferior bahwa mereka tidak dapat
berhasil; bahkan ada yang merasa bahwa mereka berbeda dengan siswa lainnya.
Apabila hal demikian muncul, maka untuk mengatasinya diperlukan bimbingan
konseling, agar nereka tidak jatuh pada rasa frustasi yang berkelanjutan.
Tujuan konseling dalam kaitanya dengan kesulitan belajar adalah meningkatkan
dan menguatkan motivasi mereka untuk bangkit guna mengatasi permasalahan.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana seorang guru mengorganisasi
pengajaran remedial secara komprehensif?
Jika
kesulitan siswa, baik yang bersumber internal maupun eksternal telah
diidentifikasi, selanjutnya program remedi perlu diformulasikan. Jika siswa
telah dimotivasi dalam kegiatan belajarnya maka kegiatan remedi ini sebaiknya
dilakukan secara individual. Penilaian remedi pun difokuskan pada kebutuhan
spesifik individual siswa.
Yang
perlu diperhatikan oleh seorang guru adalah bahwa tidak semua remedi harus
dilakukan secara individual, tetapi bisa juga remedi dilakukan secara berkelompok
dengan membuat kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 6 siswa yang
memiliki problem sama.
Dalam
hal ini yang penting adalah para guru harus peduli dan menyiapkan setiap satuan
pembelajaran dengan latihan soal dan buku kerja yang relevan dengan subtansi
pengajaran. Selain itu, pada situasi ini guru juga harus tetap mampu mengenal
kelebihan dan kelemahan siswa sehingga kesempatan untuk menerapkan teknik
remedi individual atau kelompok dapat dilakukan dengan baik.
- Organisasi
Kegiatan Remedial
Program
remedi yang baik pada prinsipnya perlu didasarkan pada diagnostik awal dan
disertai dengan tindak lanjut yang
kontinu. Pertama, perlu diadakan
pencerahan kepada siswa bahwa tujuan khusus program remedi diantaranya adalah
mengatasi kesulitan belajar.
Kedua, guru perlu menilai keberhasilan program remedi yang telah dilakukan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, guru dimungkinkan pada saat yang diperlukan, mengubah
metode dan menggunakan materi yang bervariasi agar siswa dapat mengatasi
kesulitan belajarnya.
Ketiga, evaluasi remedi memiliki arti penting bagi orang-orang terdekat siswa.
Oleh karena itu, perlu diberikan informasi kepada siswa dan orang tua mengenai
perkembangan belajarnya.
Untuk guru
sekolah dasar, biasanya masih bisa diberi tanggung jawab tambahan, berupa
melaksanakan program diagnostik dan remedi, sedangkan untuk sekolah lanjutan,
guru bimbingan konseling yang ada dapat diberdayakan secara intensif.
- Memberikan
Pengajaran Remedi
Tingkat
awal remedi adalah membangun kembali keyakinan dalam diri siswa. Remedi yang
baik pada umumnya mempunyai semua atribut mengajar yang baik, ditambah dengan
contoh soal yang bisa digunakan untuk lebih memahami dan menguasai materi
pembelajaran. Siswa diharapkan terus mengembangkan keyakinan, ketika ia memiliki
pengalaman dan merasakan usaha untuk berhasil. Oleh karena itu, juga perlu bagi
seorang guru mengetahui dimana kekuatan dan kelemahan siswa. Kekuatan yang ada
digunakan untuk mengatasi kelemahan dan usaha tersebut diarahkan untuk mencapai
tingkat pencapaian hasil belajar.
Untuk tetap
termotivasi dan interes untuk belajar, maka program remedi harus selalu
ditekankan, tindakan monoton dan tanpa usaha perlu dihindari. Oleh karena itu,
pendekatan mengajar yang variatif perlu diperhatikan oleh guru yang memberikan
program remedi. Pendekatan yang variatif, relevan dan menyenangkan pada prinsipnya sangat
sesuai dengan prinsip pembelajaran kontekstual, bisa menjegah ketegangan mental
siswa dan merangsang untuk melakukan pengembangan diri dalam belajar. Materi
pembelajaran yang memiliki nilai motivasi tinggi perlu selalu dicari untuk
dikembangkan guna mengatasi permasalahan belajar.
3. Program Remedi,
Pengayaan dan Akselarasi
- Program Remedial
Kaitannya dengan sistem pembelajaran tuntas (Mastery Learning), maka masalah yang akan timbul adalah ” bagaimana
seorang guru harus menangani para peserta didik yang lamban atau mengalami
kesulitan dalam pencapaian indikator dari suatu kompetensi dasar yang telah
ditentukan ?”
Untuk menangani masalah ini, maka
ada 2 cara yang dapat ditempuh, yaitu sebagai berikut :
1) Pemberian bimbingan
secara khusus dan perseorangan bagio peserta didik yang belum atau mengalami
kesulitan dalam pencapaian indikator dari suatu kompetensi yang telah
ditentukan.
2) Pemberian tugas-tugas
atau perlakuan (treatment) secara
khusus, dimana hal ini merupakan penyederhanaan dari sistem pembelajaran
reguler.
- Program Pengayaan
1)
Pemberian materi tambahan atau berdiskusi tentang suatu hal yang berkaitan
dengan matrei ajar berikutnya, bersama teman kelompoknya yang mengalami hal
serupa dengan tujuan memperluas wawasannya.
2) Menganalisis tugas-tugas yang diberikan oleh
guru, sebagai materi ajar tambahan.
3) Mengerjakan soal-soal latihan tambahan yang
bersifat pengayaan.
·
Program Akselerasi (Percepatan Belajar)
Sebagai implikasi dari sistem pembelajaran tuntas (Mastery Learning) juga memungkinkan adanya peserta didik memiliki
kecerdasan luar biasa dan mampu mencapai kompetensi yang telah ditetapkan jauh
lebih cepat dengan nilai yang amat baik pila (>95). Peserta didik yang
memiliki kecerdasan yang luar biasa ini, memiliki karakteristik yang khusus,
yaitu tidak banyak memerlukan waktu dan bantuan dalam menyelesaikan pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan, misalnya program remedial dan pengayaan.
Justru sebaliknya program remedial dan pengayaan dapat mengganngu optimalisasi
belajarnya.
Dalam mengatasi peserta didik yang demikian, seorang guru memberikan
pelayanan yang terbaik yang seharusnya diberikan, yaitu program akselerasi
(percepatan belajar). Program akselerasi ini diberikan secara alami dan bukan
dalam kelas akselerasi. Peserta didik yang dapat menyelesaikan pencapaian
kompetensi dasar yang telah ditetapkan dengan kecepatan luar biasa didukung
dengan nilai >95, maka sebaiknya tidak perlu diberikan pengayaan, tetapi
langsung saja dipersilakan untuk memepelajari kompetensi dasar berikutnya yang
telah ditetapkan.
B.Membuat Laporan
1. Pengertian dan Bentuk
Laporan
2. Pentingnya / Manfaat
Laporan
Secara sistematis dapat dikemukakan disini bahwa laporan tentang siswa
bermanfaat bagi beberapa pihak yaitu, sebagai berikut :
1) Siswa sendiri.
2) Guru yang mengajar.
3) Guru lain.
4) Petugas lain di
sekolah.
5) Orang tua.
6) Pemakai lulusan.
3. Teknik, Macam
dan Cara Membuat Laporan
Pada dasarnya, catatan tentang diri siswa ini
diusahakan selengkapnya pula. Akan tetapi, kita sadari bahwa membuat catatan
yang lengkap setiap saat merupakan tugas yang berat dan meminta banyak waktu. Oleh
karena itu, pembuatan catatan ini kadang-kadang lalu disingkat, hanya
disesuaikan dengan kebutuhan yang mendesak.
Secara garis besar, catatan tentang siswa dapat
dibuat dengan macam cara, yakni sebagai berikut :
1) Catatan
lengkap.
Catatan
lengkap adalah catatan tantang siswa yang berisi baik prestasi maupun
aspek-aspek pribadi yang lain, misalnya kejujuran, kebersihan, kerajinan, sikap
sosial, kebiasaan bekerja, kepercsyaan terhadap diri sendiri, disiplin,
ketelitian, dan sebagainya. Tentang isi catatannya, ada yang hanya dinyatakan
dengan kata singkat seperti “Baik”, ”Sedang”, ”Kurang”, atau dengan keterangan yang
lebih terperinci.
2) Catatan tidak
lengkap.
Catatan
tidak lengkap adalah catatan tentang siswa yang hanya berisi gambaran tentang
prestasi siswa, dan hanya sedikit saja menyinggung tentang kepribadian.
Tentang
catatan prestasi belajar siswa itu sendiri dapat dibedakan atas 2 cara, yaitu :
1. Dengan
pernyataan lulus-belum-lulus.
2. Dengan nilai
siswa.
V.
KESIMPULAN
A. Remedial
1. Ontologi
Kegiatan Remedial
Batasan remedi khususnya remidi dalam kelas, menurut Good (1973), remedial kelas merupakan
pengelompokan siswa, khusus yang dipilih yang memerlukan pengajaran lebih pada
mata pelajaran tertentu daripada siswa dalam kelas biasa.
Kegiatan remedi merupakan tindakan korektif yang diberikan kepada siswa
setelah evaluasi diagnostik dilakukan. Remedi pada umumnya mencakup pada
pemahaman kebutuhan individual siswa, ditambah dengan metode pengajaran yang
tepat yang diterapkan oleh guru agarmembantu siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Remedi secara
Individu, Organisasi Kegiatan Remedial dan Pengajaran Remedi
· Remedi Secara
Individu
Beberapa
siswa yang mengalami kegagalan belajar, pada kasus tertentu mempunyai perasaan
tidak pandai. Mereka merasa rendah diri atau inferior bahwa mereka tidak dapat
berhasil, bahkan ada yang merasa bahwa mereka berbeda dengan siswa lainnya..
Yang
perlu diperhatikan oleh seorang guru adalah bahwa tidak semua remedi harus
dilakukan secara individual, tetapi bisa juga remedi dilakukan secara
berkelompok dengan membuat kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 6
siswa yang memiliki problem sama.
Dalam
hal ini yang penting adalah para guru harus peduli dan menyiapkan setiap satuan
pembelajaran dengan latihan soal dan buku kerja yang relevan dengan subtansi
pengajaran. dilakukan dengan baik.
· Organisasi
Kegiatan Remedial
Program
remedi yang baik pada prinsipnya perlu didasarkan pada diagnostik awal dan
disertai dengan tindak lanjut yang
kontinu. Pertama, perlu diadakan
pencerahan kepada siswa bahwa tujuan khusus program remedi diantaranya adalah
mengatasi kesulitan belajar.
Kedua, guru perlu menilai keberhasilan program remedi
yang telah dilakukan. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dimungkinkan pada
saat yang diperlukan, mengubah metode dan menggunakan materi yang bervariasi
agar siswa dapat mengatasi kesulitan belajarnya.
Ketiga, evaluasi remedi memiliki arti penting bagi
orang-orang terdekat siswa. Oleh karena itu, perlu diberikan informasi kepada
siswa dan orang tua mengenai perkembangan belajarnya.
· Memberikan Pengajaran
Remedi
Tingkat
awal remedi adalah membangun kembali keyakinan dalam diri siswa. Remedi yang
baik pada umumnya mempunyai semua atribut mengajar yang baik, ditambah dengan
contoh soal yang bisa digunakan untuk lebih memahami dan menguasai materi
pembelajaran. Siswa diharapkan terus mengembangkan keyakinan, ketika ia
memiliki pengalaman dan merasakan usaha untuk berhasil. Oleh karena itu, juga
perlu bagi seorang guru mengetahui dimana kekuatan dan kelemahan siswa.
Kekuatan yang ada digunakan untuk mengatasi kelemahan dan usaha tersebut
diarahkan untuk mencapai tingkat pencapaian hasil belajar.
Pendekatan
mengajar yang variatif perlu diperhatikan oleh guru yang memberikan program
remedi. Pendekatan yang variatif, relevan
dan menyenangkan pada prinsipnya sangat sesuai dengan prinsip
pembelajaran kontekstual, bisa menjegah ketegangan mental siswa dan merangsang
untuk melakukan pengembangan diri dalam belajar. Materi pembelajaran yang
memiliki nilai motivasi tinggi perlu selalu dicari untuk dikembangkan guna
mengatasi permasalahan belajar.
3. Program Remedi, Pengayaan
dan Akselarasi
·
Program Remedial
Kaitannya dengan sistem pembelajaran tuntas (Mastery Learning), maka masalah yang akan timbul adalah ” bagaimana
seorang guru harus menangani para peserta didik yang lamban atau mengalami
kesulitan dalam pencapaian indikator dari suatu kompetensi dasar yang telah
ditentukan ?”
Untuk menangani masalah ini, maka
ada 2 cara yang dapat ditempuh, yaitu sebagai berikut :
1) Pemberian bimbingan
secara khusus dan perseorangan bagio peserta didik yang belum atau mengalami
kesulitan dalam pencapaian indikator dari suatu kompetensi yang telah
ditentukan.
2) Pemberian tugas-tugas
atau perlakuan (treatment) secara
khusus, dimana hal ini merupakan penyederhanaan dari sistem pembelajaran
reguler.
·
Program Pengayaan
1)
Pemberian materi tambahan atau berdiskusi tentang suatu hal yang berkaitan
dengan matrei ajar berikutnya, bersama teman kelompoknya yang mengalami hal
serupa dengan tujuan memperluas wawasannya.
2) Menganalisis tugas-tugas yang diberikan oleh
guru, sebagai materi ajar tambahan.
3) Mengerjakan soal-soal latihan tambahan yang
bersifat pengayaan.
·
Program Akselerasi (Percepatan Belajar)
Sebagai implikasi dari sistem pembelajaran tuntas (Mastery Learning) juga memungkinkan adanya peserta didik memiliki
kecerdasan luar biasa dan mampu mencapai kompetensi yang telah ditetapkan jauh
lebih cepat dengan nilai yang amat baik pula (>95). Peserta didik yang
memiliki kecerdasan yang luar biasa ini, memiliki karakteristik yang khusus,
yaitu tidak banyak memerlukan waktu dan bantuan dalam menyelesaikan pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan, misalnya program remedial dan pengayaan.
Justru sebaliknya program remedial dan pengayaan dapat mengganngu optimalisasi
belajarnya.
B.Membuat Laporan
1. Pengertian dan Bentuk
Laporan
2. Pentingnya / Manfaat
Laporan
Secara sistematis dapat dikemukakan disini bahwa laporan tentang siswa
bermanfaat bagi beberapa pihak yaitu, sebagai berikut :
1) Siswa sendiri.
2) Guru yang mengajar.
3) Guru lain.
4) Petugas lain di
sekolah.
5) Orang tua.
6) Pemakai lulusan.
3. Teknik, Macam
dan Cara Membuat Laporan
Pada dasarnya, catatan tentang diri siswa ini
diusahakan selengkapnya pula. Akan tetapi, kita sadari bahwa membuat catatan
yang lengkap setiap saat merupakan tugas yang berat dan meminta banyak waktu. Oleh
karena itu, pembuatan catatan ini kadang-kadang lalu disingkat, hanya
disesuaikan dengan kebutuhan yang mendesak.
Secara garis besar, catatan tentang siswa dapat
dibuat dengan macam cara, yakni sebagai berikut :
a) Catatan
lengkap.
b) Catatan tidak
lengkap.
Tentang catatan prestasi belajar siswa itu
sendiri dapat dibedakan atas 2 cara, yaitu :
1) Dengan
pernyataan lulus-belum-lulus.
2) Dengan nilai siswa.
0 comments:
Post a Comment