JAUHKANLAH DIRIMU DAN KELUARGAMU DARI API NERAKA

Wednesday, November 28, 2012

Filled Under:

PENGUKURAN RANAH KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR PENGUKURAN RANAH KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR


I. PENDAHULUAN
Pengukuran dalam sekolah berkaitan hanya dengan  pencandraan (deskripsi ) kuantitatif mengenai siswa. Pengukuran tidak melibatkan pertimbangan mengenai baiknya atau nilai tingkah laku yang diukur. Seperti halnya tes, pengukuran pun tidak menetukan siapa yang lulus dan siapa yang tidak lulus. Pengukuran hanya membuahkan data kuantitatif mengenai hal yang diukur. Pengukuran sebuah silinder, misalnya hanya membuahkan data mengenai beberapa sentimenter persegi luas alasnya dan berapa tingginya. Dari data ini dapat dihitung beberapa isi silinder tersebut. Tidak diharapkan untuk mendapatkan ditinjau dari warna, kehalusan, atau kegunaannya. Pemberian data mengenai baik-buruknya silinder itu baru dapat diperoleh dari evaluasi. Pengukuran hanya memberikan angka-angka tentang sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.
II. POKOK PERMASALAHAN
1. Bagaimana cara mengukur ranah kognitif ?
2. Bagaimana cara mengukur ranah afektif ?
3. Bagaimana cara mengukur ranah psikomotor ?

III. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara mengukur ranah kognitif.
2. untuk mengetahui cara mengukur ranah afektif.
3. Untuk mengetahui cara mengukur ranah psokomotor.

IV. PEMBAHASAN
A. Pengukuran Ranah Kognitif
Dalam hubungan dengan suatu pelajaran, ranah kognitif memegang peranan paling utama. Aspek kognitif dibedakan atas 6 jenjang menurut taksonomi Bloom (1956) yang diurutkan secara hirarki piramidal.

1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah aspek paling dasar dalam taksonomi Bloom. Sering kali disebut juga aspek ingatan. Pengetahuan atau kemampuan mengingat ini dapat dirinci sebagai berikut :
Terminologi
Kemampuan yang paling besar ialah mengetahui arti tiap kata.
Fakta-fakta lepas (Isolated Facts)
Setelah memahami prinsip-prinsip atau konsep-konsep bahasa, anak menanjak pada pengetahuan akan fakta-fakta lepas.
Cara-cara mempelajari fakta :
a. Konvensi
b. Trend dan urut-urutan perkembangan
c. Kriteria
d. Metodologi
Universal dan Abstraksi
Pengetahuan akan bagan-bagan dan pola-pola utama yang dipakai untuk mengorganisasikan fenomena-fenomena. Termasuk dalam kelompok ini adalah :
1. Prinsip-prinsip dan generalisasi
2. Teori

2. Pemahaman (Comperhension)
Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar-mengajar. Siswa dituntun memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain.
Kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi 3, yaitu :
a. Menerjemahkan (translation)
b. Menginterpretasi (interpretation)
c. Mengekstrapolasi (Exstrapolation)

3. Penerapan (Aplication)
Dalam jenjang kemampuan ini dituntut kesanggupan ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Situasi dimana ide, metode dan lain-lain yang dipakai itu harus baru, karena apabila tidak demikian, ,maka kemampuan yang diukur bukan lagi penerapan tetapi ingatan semata-mata.

4. Analisis (Analysis)
Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen-komponen pembentukkannya.
Kemampuan analisis diklasifikasi atas 3 kelompok, yaitu :
a. Analisis Unsur
b. Analisis Hubungan
c. Analisis Prinsip-prinsip yang Terorganisasi

5. Sintesis (Synthesis)
Pada jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada. Hasil yang diperoleh dari penggabungan ini dapat berupa;
a. Tulisan
b. Rencana atau mekanisme

6. Penilaian (Evaluation)
Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut terus untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu. Yang penting dalam evaluasi ialah menciptakan kondisinya sedemikian rupa sehingga siswa mampu mengembangkan kriteria, standar, atau ukuran untuk mengevaluasi sesuatu.

B. Pengukuran Ranah Afektif
Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan.
1. Menerima (Receiving)
Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena atau stimuli khusus (kegiatan dalam kelas, musik, baca buku, dan sebagainya). Dipandang dari segi pengajaran, jenjang ini berhubungan dengan menimbulkan, mempertahankan, dan mengarahkan perhatian siswa. Hasil belajar dalam jenjang ini berjenjang mulai dari kesadaran bahwa sesuatu itu ada sampai kepada minat khusus dari pihak siswa.
2. Menjawab (Respoding)
Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Pada tingkat ini, siswa tidak hanya menghadiri suatu fenomena tertentu tetapi juga mereaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hasil belajar dalam jenjang ini dapat menekankan kemauan untuk menjawab (misalnya secara sukarela membaca tanpa ditugaskan) atau kepuasan dalam menjawab (misalnya membaca untuk kenikmatan atau kegembiraan)
3. Menilai (Valuing)
Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu.
4 Organisasi (organization)
Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan/ memecahkan konflik. Diantara nilai-nilai itu dan mulai membentuk suatu sistem nilai yang konsisten secara internal.
5. Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai (characterization by a value complex)
Pada jenjang ini individu memiliki system nilai yang mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama sehingga membentuk karakteristik “pola hidup”. Jadi tingkah lakunya menetap, konsisten, dan dapat diramalkan.

C. Pengukuran Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotor berhubungan erat dengan kerjaan otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian-bagiannya. Yang termasuk dalam klasifikasi gerak disini mulai dari gerak yang paling sederhana yaitu melipat kertas sampai dengan merakit suku cadang televisi serta komputer. Secara mendasar perlu dibedakan antara 2 hal yaitu keterampilan (skills) dan kemampuan (abilities)
Menurut Harrow kebanyakkan para guru tidak menuntut pencapaian 100 dari tujuan yang dirumuskan kecuali hanya berharap bahwa keterampilan yang dicapai oleh siswa-siswanya akan sangat mendukung mempelajari keterampilan lanjutan atau gerakan-gerakan yang lebih kompleks sifatnya. Selain yang telah dikemukakan tersebut, Harrow juga memberikan saran yang mengenai bagaimana melakukan pengukuran terhadap ranah psikomotor ini. Menurutnya penentuan kriteria untuk mengukur keterampilan siswa harus dilakukan dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 30 menit. Kurang dari waktu tersebut diperkirakan para penilai belum dapat menangkap gambaran tentang pola keterampilan yang mencerinkan kemampuan siswa.
Garis besar Taksonomi yang dikemukakan oleh Harrow adalah sebagai berikut :
1. Gerakan Refleks : Respon gerakan yang tidak disadari yang dimiliki sejak lahir.
- Segmental Reflexes
- Intersegmental Reflexes
- Suprasegmental Reflexes
2. Dasar gerakan-gerakan : gerakan-gerakan yang menuntun kepada keterampilan yang sifatnya kompleks.
- Locomotor Movement
- Nonlocomotor Movements
- Manipulative Movements
3. Perceptual abilities : Kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan.
- Kinethetic discrimination
- Visual discrimination
- Auditory diskrimination
- Tactile discrimibnation
- Coordinated activities.
4. Physical abilities : Kemapuan yang diperlukan untuk mengembangkan gerakan-gerakan keterampilan tingkat tinggi.
- Ketahanan (Endurance)
- Kekuatan  (Strength)
- Flexibility
- Kecerdasan otak (Agility)
5. Skilled movements : Gerakan-gerakan yang memerlukan belajar misalnya keterampilan dalam menari, olahraga dan rekreasi.
- Simple adaptive skills
- Compound adaptive skills
- Complex adaptive skills
6. Nondiscoursive communication : kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerakan misalnya ekspresi wajah (mimic), postur dan sebagainya.
- Expressive Movements
- Interpretive Movements

V. KESIMPULAN
A. Pengukuran Ranah Kognitif
1. Pengetahuan (knowledge)
2. Pemahaman (Comperhension)
3. Penerapan (Aplication)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (Synthesis)
6. Penilaian (Evaluation)
B. Pengukuran Ranah Afektif
1. Menerima (Receiving)
2. Menjawab (Respoding)
3. Menilai (Valuing)
4 Organisasi (organization)
5. Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai (characterization by a value complex)
C. Pengukuran Ranah Psikomotorik
1. Gerakan Refleks : Respon gerakan yang tidak disadari yang dimiliki sejak lahir.
2. Dasar gerakan-gerakan : gerakan-gerakan yang menuntun kepada keterampilan
3. Perceptual abilities : Kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan.
4. Physical abilities : Kemapuan yang diperlukan untuk mengembangkan gerakan-gerakan keterampilan tingkat tinggi.
5. Skilled movements : Gerakan-gerakan yang memerlukan belajar misalnya keterampilan dalam menari, olahraga dan rekreasi.
6. Nondiscoursive communication : kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerakan misalnya ekspresi wajah (mimic), postur dan sebagainya.



2 comments:

  1. thanks ya.. sangat membantu sekali.. cuman sayang referensinya g ditulis. tpi good kok. sukses ya.

    ReplyDelete
  2. yang dimaksud dengan gerakan kompleks pada ranah psikomotor apa?

    ReplyDelete

Copyright @ 2013 Para Pencari Ilmu Dunia Akhirat.