I. PENDAHULUAN
Pengukuran dalam sekolah berkaitan hanya dengan pencandraan (deskripsi ) kuantitatif mengenai
siswa. Pengukuran tidak melibatkan pertimbangan mengenai baiknya atau nilai
tingkah laku yang diukur. Seperti halnya tes, pengukuran pun tidak menetukan
siapa yang lulus dan siapa yang tidak lulus. Pengukuran hanya membuahkan data
kuantitatif mengenai hal yang diukur. Pengukuran sebuah silinder, misalnya
hanya membuahkan data mengenai beberapa sentimenter persegi luas alasnya dan
berapa tingginya. Dari data ini dapat dihitung beberapa isi silinder tersebut.
Tidak diharapkan untuk mendapatkan ditinjau dari warna, kehalusan, atau
kegunaannya. Pemberian data mengenai baik-buruknya silinder itu baru dapat
diperoleh dari evaluasi. Pengukuran hanya memberikan angka-angka tentang
sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.
II. POKOK PERMASALAHAN
1. Bagaimana cara mengukur ranah kognitif ?
2. Bagaimana
cara mengukur ranah afektif ?
3. Bagaimana
cara mengukur ranah psikomotor ?
III. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara mengukur ranah kognitif.
2. untuk mengetahui cara mengukur ranah afektif.
3. Untuk mengetahui cara mengukur ranah
psokomotor.
IV. PEMBAHASAN
A. Pengukuran Ranah Kognitif
Dalam hubungan dengan suatu pelajaran, ranah
kognitif memegang peranan paling utama. Aspek kognitif dibedakan atas 6 jenjang
menurut taksonomi Bloom (1956) yang diurutkan secara hirarki piramidal.
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah aspek paling dasar dalam
taksonomi Bloom. Sering kali disebut juga aspek ingatan. Pengetahuan atau
kemampuan mengingat ini dapat dirinci sebagai berikut :
Terminologi
Kemampuan yang paling besar ialah mengetahui arti
tiap kata.
Fakta-fakta
lepas (Isolated Facts)
Setelah memahami prinsip-prinsip atau
konsep-konsep bahasa, anak menanjak pada pengetahuan akan fakta-fakta lepas.
Cara-cara mempelajari fakta :
a. Konvensi
b. Trend dan urut-urutan perkembangan
c. Kriteria
d. Metodologi
Universal
dan Abstraksi
Pengetahuan akan bagan-bagan dan pola-pola utama
yang dipakai untuk mengorganisasikan fenomena-fenomena. Termasuk dalam kelompok
ini adalah :
1. Prinsip-prinsip dan generalisasi
2. Teori
2. Pemahaman (Comperhension)
Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam
proses belajar-mengajar. Siswa dituntun memahami atau mengerti apa yang
diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan
isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain.
Kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi 3,
yaitu :
a. Menerjemahkan (translation)
b. Menginterpretasi (interpretation)
c. Mengekstrapolasi (Exstrapolation)
3. Penerapan (Aplication)
Dalam jenjang kemampuan ini dituntut kesanggupan
ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip serta
teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Situasi dimana ide, metode dan
lain-lain yang dipakai itu harus baru, karena apabila tidak demikian, ,maka
kemampuan yang diukur bukan lagi penerapan tetapi ingatan semata-mata.
4. Analisis (Analysis)
Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut
untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam
unsur-unsur atau komponen-komponen pembentukkannya.
Kemampuan analisis diklasifikasi atas 3 kelompok,
yaitu :
a. Analisis
Unsur
b. Analisis Hubungan
c. Analisis Prinsip-prinsip yang Terorganisasi
5. Sintesis (Synthesis)
Pada jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat
menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang
ada. Hasil yang diperoleh dari penggabungan ini dapat berupa;
a. Tulisan
b. Rencana atau mekanisme
6. Penilaian (Evaluation)
Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut
terus untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep
berdasarkan suatu kriteria tertentu. Yang penting dalam evaluasi ialah menciptakan
kondisinya sedemikian rupa sehingga siswa mampu mengembangkan kriteria,
standar, atau ukuran untuk mengevaluasi sesuatu.
B. Pengukuran Ranah Afektif
Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan.
1. Menerima (Receiving)
Jenjang ini
berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena atau
stimuli khusus (kegiatan dalam kelas, musik, baca buku, dan sebagainya). Dipandang dari segi pengajaran, jenjang
ini berhubungan dengan menimbulkan, mempertahankan, dan mengarahkan perhatian
siswa. Hasil belajar dalam jenjang ini berjenjang mulai dari kesadaran bahwa
sesuatu itu ada sampai kepada minat khusus dari pihak siswa.
2. Menjawab (Respoding)
Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Pada
tingkat ini, siswa tidak hanya menghadiri suatu fenomena tertentu tetapi juga
mereaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hasil belajar dalam jenjang ini
dapat menekankan kemauan untuk menjawab (misalnya secara sukarela membaca tanpa
ditugaskan) atau kepuasan dalam menjawab (misalnya membaca untuk kenikmatan
atau kegembiraan)
3. Menilai (Valuing)
Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan
siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu.
4 Organisasi (organization)
Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan
nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan/ memecahkan konflik. Diantara
nilai-nilai itu dan mulai membentuk suatu sistem nilai yang konsisten secara
internal.
5. Karakteristik dengan suatu nilai atau
kompleks nilai (characterization by a
value complex)
Pada jenjang ini
individu memiliki system nilai yang mengontrol tingkah lakunya untuk suatu
waktu yang cukup lama sehingga membentuk karakteristik “pola hidup”. Jadi tingkah
lakunya menetap, konsisten, dan dapat diramalkan.
C. Pengukuran Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotor berhubungan
erat dengan kerjaan otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau
bagian-bagiannya. Yang termasuk dalam klasifikasi gerak disini mulai dari gerak
yang paling sederhana yaitu melipat kertas sampai dengan merakit suku cadang
televisi serta komputer. Secara mendasar perlu dibedakan antara 2 hal yaitu
keterampilan (skills) dan kemampuan (abilities)
Menurut Harrow kebanyakkan
para guru tidak menuntut pencapaian 100 dari tujuan yang dirumuskan kecuali
hanya berharap bahwa keterampilan yang dicapai oleh siswa-siswanya akan sangat
mendukung mempelajari keterampilan lanjutan atau gerakan-gerakan yang lebih
kompleks sifatnya. Selain yang telah dikemukakan tersebut, Harrow juga
memberikan saran yang mengenai bagaimana melakukan pengukuran terhadap ranah
psikomotor ini. Menurutnya penentuan kriteria untuk mengukur keterampilan siswa
harus dilakukan dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 30 menit. Kurang dari
waktu tersebut diperkirakan para penilai belum dapat menangkap gambaran tentang
pola keterampilan yang mencerinkan kemampuan siswa.
Garis besar Taksonomi yang dikemukakan oleh Harrow
adalah sebagai berikut :
1. Gerakan Refleks : Respon gerakan yang tidak
disadari yang dimiliki sejak lahir.
- Segmental Reflexes
- Intersegmental Reflexes
- Suprasegmental Reflexes
2. Dasar gerakan-gerakan : gerakan-gerakan yang
menuntun kepada keterampilan yang sifatnya kompleks.
- Locomotor Movement
- Nonlocomotor Movements
- Manipulative Movements
3. Perceptual abilities : Kombinasi dari kemampuan
kognitif dan gerakan.
- Kinethetic discrimination
- Visual discrimination
- Auditory diskrimination
- Tactile discrimibnation
- Coordinated activities.
4. Physical abilities : Kemapuan yang diperlukan
untuk mengembangkan gerakan-gerakan keterampilan tingkat tinggi.
- Ketahanan (Endurance)
- Kekuatan
(Strength)
- Flexibility
-
Kecerdasan otak (Agility)
5. Skilled movements : Gerakan-gerakan yang
memerlukan belajar misalnya keterampilan dalam menari, olahraga dan rekreasi.
- Simple adaptive skills
- Compound adaptive skills
- Complex adaptive skills
6. Nondiscoursive
communication : kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerakan
misalnya ekspresi wajah (mimic), postur dan sebagainya.
- Expressive Movements
- Interpretive Movements
V. KESIMPULAN
A. Pengukuran Ranah Kognitif
1. Pengetahuan
(knowledge)
2. Pemahaman (Comperhension)
3. Penerapan (Aplication)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (Synthesis)
6. Penilaian (Evaluation)
B. Pengukuran Ranah Afektif
1. Menerima (Receiving)
2. Menjawab (Respoding)
3. Menilai (Valuing)
4 Organisasi
(organization)
5. Karakteristik
dengan suatu nilai atau kompleks nilai (characterization
by a value complex)
C. Pengukuran Ranah Psikomotorik
1. Gerakan Refleks : Respon gerakan yang tidak
disadari yang dimiliki sejak lahir.
2. Dasar gerakan-gerakan : gerakan-gerakan yang
menuntun kepada keterampilan
3. Perceptual abilities : Kombinasi dari kemampuan
kognitif dan gerakan.
4. Physical abilities : Kemapuan yang diperlukan
untuk mengembangkan gerakan-gerakan keterampilan tingkat tinggi.
5. Skilled movements : Gerakan-gerakan yang
memerlukan belajar misalnya keterampilan dalam menari, olahraga dan rekreasi.
6. Nondiscoursive communication : kemampuan untuk
berkomunikasi dengan menggunakan gerakan misalnya ekspresi wajah (mimic),
postur dan sebagainya.
thanks ya.. sangat membantu sekali.. cuman sayang referensinya g ditulis. tpi good kok. sukses ya.
ReplyDeleteyang dimaksud dengan gerakan kompleks pada ranah psikomotor apa?
ReplyDelete