Sebuah tes
yang sudah distandardisasikan dan sudah dapat disebut sebagai tes standar, biasanya
dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini memuat keterangan-keterangan atau
petunjuk-petunjuk yang perlu terutama yang menjelaskan tenteng pelaksanaan,
menskor, dan mengadakan interpretasi.
Tes standar
sebenarnya bukanlah sesuatu yang istimewa dalam tes prestasi belajar. Tes ini
disusun dalam tipe-tipe soal yang sama dan meliputi bahan atau pengetahuan yang
sama banyak dengan bahan atau pengetahuan yang dicakup oleh tes buatan guru.
Guru yang
sudah banyak berpengalaman, mengajar dan menyususn soal-soal tes, juga masih
sukar menyadari bahwa tesnya masih kurang sempurna. Oleh karena itu cara yang
paling baik adalah secara jujur melihat hasil yang diperoleh oleh siswa.
Untuk lebih
jelasnya makalah ini akan membahas tes standar tes buatan guru dan analisis
hasil tes.
II. POKOK PERMASALAHAN
- Bagaimana
pengertian tes standard an tes prestasi standar ?
- Bagaimana
Perbandingan dan kegunaan tes
standar dan tes buatan guru ?
- Bagaimana
kelengkapan tes standar ?
- Bagaimana
cara menilai tes yang dibuat sendiri / guru ?
- Bagaimana
Bentuk analisis butir soal seperti taraf
kesukaran, daya pembeda da pola jawaban soal ?
III. TUJUAN
- Untuk
mengetahui pengertian tes standard an tes prestasi.
- Untuk
mengetahui perbandingan dan kegunaan tes standar dan tes buatan guru.
- Untuk mengetahui
kelengkapan tes standar.
- Untuk
mengetahui cara menilai tes yang dibuat sendiri / guru.
- Untuk
mengetahui bentuk analisis butir soal tentang taraf kesukaran, daya
pembeda dan pola jawaban soal.
IV. PEMBAHASAN
A. Tes Standar, Tes Buatan Guru
1.
Pengartian Tes Standar, Tes
Prestasi Standar
a)
Tes Standar
Telah dibicarakan didepan
bahwa tes kemampuan pada dasarnya terbagi menjadi 2 macam, yaitu :
1) Aptitude test (tes
bakat)
2) Achievement test (tes
prestasi)
Perbedaan
antara kedua tes ini sebenarnya tidak tegas, soal-soal mengenai kedua tes
tersebut seringkali saling melingkupi (overlap). Untuk kedua macam tes ini
biasanya menggunakan hitungan-hitungan dan perbendaharaan kata-kata dan
sekelompok tes dari kedua macam tes ini biasanya juga menguji tentang keterampilan
membaca. Kesamaan yang lain adalah bahwa keduanya telah digunakan untuk
meramalkan hasil untuk masa yang akan datang, walaupun pada umumnya jika kita
menggunakan tes prestasi melihat apa yang telah diperoleh setelah siswa (tercoba)
itu diberi suatu pelajaran.
Prosedur
yang digunakan untuk menentukan isi dari tes prestasi juga sedikit berbeda
dengan yang digunakan pada waktu penyusunan tes prestasi belajar usaha-usaha
digunakan untuk menentukan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah diajarkan
diberbagai tingkat pendidikan dan butir-butir tes diperuntukkan bagi penilaian
materi-materi ini.
b)
Tes Prestasi Standar
Di antara
tes prestasi yang digunakan di sekolah ada yang dinamakan tes prestasi standar.
Dalam salah satu kamus, arti kata ”standar” adalah a degree of level of requirement, excellence, or attainment.
Prosedur
yang digunakan untuk menyusun tes standar untuk tes prestasi melaluai cara
langsung yang ditumbuhkan dari tes yang digunakan di kelas. Sedangkan
spesifikasi yang digunakan untuk menentukan isi dalam tes bakat biasanya
didasarkan atas analisis job (jabatan) atau analisis yang merupakan tuntutan
calon pekerjannya. Disamping itu juga mempertimbangkan sifat-sifat yang ada
pada manusia. Analisis jabatan analisis tugas yang dilakukan biasanya tidak didasarkan
atas salah satu kurikulum, tetapi diambil dari masyarakat.
Istilah
”standar” tidak mengandung arti bahwa tes itu mengukur apa yang harus dan dapat
diajarkan pada suatu tingkat tertentu atau bahwa tes itu menyapkan suatu
standar prestasi dimana siswa harus dan dapat mencapai suatu tingkatan
tertentu.
2. Perbandingan Tes Standar dan Tes Buatan Guru
Perbedaan antara tes standar
dan tes buatan guru, yaitu sebagai berikut :
Tes Standar
|
Tes Buatan Guru
|
1.)
Didasarkan atas bahan dan tujuan umum dari sekolah-sekolah diseluruh negara.
2.)
Mencakup aspek yang luas dan pengetahuan atau ketrampilan dengan hanya
sedikit butir tes untuk setiap ketrampilan atau topik.
3.)
Disusun dengan kelengkapan staf profesor, pembahas, editor, butir tes.
4.)Menggunakan
butir-butir tes yang sudah diuji cobakan (try
out), dianalisis dan direvisi sebelum menjadi sebuah tes.
5.)
Mempunyai relabilitas yang tinggi.
6.)
Dimungkinkan menggunakan norma untuk seluruh negara.
|
1.)
Didasarkan atas bahan dan tujuan khusus yang dirumuskan oleh guru untuk
kelasnya sendiri.
2.)
Dapat terjadi hanya mencakup pengetahuan atau ketrampilan yang sempit.
3.)
Biasanya disusun sendiri oleh guru dengan sedikit atau tanpa bantuan orang
lain/tenaga ahli.
4.) Jarang-jarang
menggunakan butir-butir tes yang sudah diuji cobakan, dianalisis, dan
direvisi.
5.)
Mempunyai relabilitas sedang atau rendah.
6.)
Norma kelompok terbatas kelas tertentu.
|
3. Kegunaaan Tes Standar dan Tes Buatan Guru
- Secara
garis besar kegunaan tes standar adalah :
1) Membandingkan prestasi
belajar dengan pembawaan individu atau kelompok.
2) Membandingkan tingkat
prestasi siswa dalam ketrampilan diberbagai bidang studi untuk individu atau
kelompok.
3) Membandingkan
prestasi siswa antara berbagai sekolah atau kelas.
4) Mempelajari
perkembangan siswa dalam suatu periode waktu tertentu.
- Kegunaan
tes buatan guru adalah :
1) Untuk menentukan
seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu
tertentu.
2) Untuk menentukan
apakah sesuatu tujuan telah tercapai.
3) Untuk memperoleh
suatu nilai.
Selanjutnya
baik tes standar dan tes buatan guru dianjurkan dipakai jika hasilnya akan
digunakan untuk :
1) Mengadakan diagnosis
terhadap ketidakmampuan siswa.
2) Menentukan tempat
siswa dalam suatu kelas atau kelompok.
3) Memberikan bimbingan
kepada siswa dalam pendidikan dan pemilihan jurusan.
4) Memilih siswa untuk
program-program khusus.
Dari uraian
diatas tampak bahwa baik tes standar maupun tes buatan guru masing-masing
mempunyai kegunaan sendiri. Dua macam evaluasi ini saling mengisi dan saling
melengkapi.
4. Kelengkapan Tes Standar
Sebuah tes
yang distandadisasikan dan sudah dapat disebut sebagai tes standar., biasanya
dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini memuat keterangan-keterangan atau
petunjuk-petunjuk yang perlu terutama yang menjelaskan tenteng pelaksanaan,
menskor, dan mengadakan interpretasi.
Secara
garis besar manual tes standar ini memuat :
1) Ciri-ciri mengenai tes, misalnya menyebutkan tingkat validitas, tingkat
reliabilitas dan sebagainya.
2) Tujuan serta keuntungan-keuntungan dari tes, misalnya disebutkan untuk siapa tes
tersebut diberikan dan untuk tujuan apa.
3) Proses standardisasi tes, misalnya mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan sampel.
4) Petunjuk-petunjuk tentang cara melaksanakan tes, misalnya dilaksanakandengan lisan atau
tertulis, waktu yang digunakan untuk mengerjakan setiap bagian, boleh tidaknya
tercoba keluar jika sudah selesai mengerjakan soal itu dan sebagainya.
5) Petunjuk-petunjuk bagaimana cara menskor, misalnya untuk beberapa skor tiap-tiap
soal/unit, menggunakan sistem hukuman atau tidak, bagaimana menghitung nilai
akhir dan sebagainya.
6) Petunjuk-petunjuk untuk menginterpretasikan hasil, misalnya :
·
Betul nomor sekian sampai sekian cocok untuk
jabatan kepala seksi.
·
Betul nomor sekian saja cocok untuk jabatan guru
dan sebagainya.
7) Saran-saran lain, misalnya siapa harus menjadi pengawas, bagaimana
seandainya tidak ada calon yang mencapai skor tertentu dan sebagainya.
B. Menganalisis Hasil Tes
1. Menilai Tes yang dibuat Sendiri / Guru
Ada 4 cara
untuk menilai tes yaitu :
- Cara
pertama meneliti secara jujur soal-soal yang sudah disusun, kadang-kadang
dapat diperoleh jawaban tenteng ketidakjelasan perintah atau bahasa, taraf
kesukaran dan lain-lain keadaan soal tersebut.
Pertanyaan
tersebut antara lain :
1) Apakah pertanyaan
soal untuk tiap topik sudah seimbang ?
2) Apakah setiap soal
menanyakan bahan yang telah diajarkan ?
3) Apakah soal yang kita
susun tidak merupakan pertanyaan yang membingungkan (dapat disalahartikan) ?
4) Apakah soal itu tidak
sukar dimengerti ?
5) Apakah soal itu dapat
dikerjakan oleh sebagian besar siswa ?
- Cara
kedua adalah mengadakan analisis soal (terms
analysis).
Analisis soal adalah suatu
prosedur yang sistematis yang akan memberikan informasi-informasi yang sangat
khusus terhadap butir tes yang disusun.
Faedah mengadakan analisis
soal :
1) Membantu kita dalam
mengidentifikasi butir-butir soal yang jelek.
2) Memperoleh informasi
yang akan dapat digunakan untuk menyempurnakan
soal-soal untuk kepentingan lebih lanjut.
3) Memperoleh gambaran
secara selintas tentang keadaan yang kita susun.
- Cara
ketiga adalah mengadakan cheking validitas. Validitas yang paling penting
dari tes buatan guru adalah validitas kurikuler (conten validity). Untuk mengadakan checking validitas
kurikuler, kita harus merumuskan tujuan setiap bagian pelajaran secara khusus
dan jelas sehingga setiap soal dapat kita jodohkan dengan setiap tujuan
khusus tersebut.
Dalam hal ini Terry D. Ten Brink, dalam bukunya yang berjudul : ” Evaluation a Practical Guide for Teacher
”, mengemukakan pendapatnya demikian :
1)
Untuk tes yang digunakan untuk
dirancang akan menggunakan norm
referenced tidak harus menuliskan
setiap tujuan khusus, tetapi dengan tujuan-tujuan yang esensisal saja.
2)
Untuk tes yang digunakan untuk
dirancang akan menggunakan criterionreferenced,
maka setiap tujuan khusus harus dicantumkan dalam tabel spesifikasi.
- Cara
keempat adalah dengan mengadakan checking
reabilita. Salah satu indikator untuk tes yang mempunyai reliabilitas
yang tinggi adalah bahwa kebanyakan dari soal-soal tes itu mempunyai daya
pembeda yang tinggi.
2. Analisis Butir Soal
Analisis
soal antara lain bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang
baik,kurang baik dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat diperoleh
informasi tentang kejelekan sebuah soal dan ”petunjuk” untuk mengadakan perbaikan.
Tiga
masalah yang berhubungan dengan analisis soal yaitu :
- Taraf
Kesukaran
Soal yang
baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang
terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya.
Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa mwnjadi putus asa dan
tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.
Bilangan
yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks
kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf
kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu
terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 bahwa soal terlalu mudah.
Didalam
istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P (p besar), singkatan
dari kata ” proporsi ”. Dengan demikian maka soal dengan P = 0,70 lebih mudah
jika dibandingkan dengan P = 0,20. Sebaliknya soal dengan P = 0,30 lebih sukar
daripada soal dengan P = 0,80.
- Daya
Pembeda
Daya
pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang
pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks kesukaran, indeks
diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Hanya
bedanya, indrks kesukaran tidak mengenal tanda negatif (-), tetapi pad indeks
diskriminasi ada tanda egatif. Tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan
jika sesuatu soal ”terbalik” menunjukkan kualitas testee. Yaitu anak pandai
disebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai
Dengan
demikian ada tiga titik pada daya pembeda, yaitu :
-1,00 0,00 + 1,00
daya pembeda (negatif) daya pembeda rendah daya pembeda tinggi (positif)
- Pola Jawaban Soal
Yang dimaksud pola jawaban disini adalah
distribusi testee dalam halmenentukan pilihan jawaban pada soal bentuk pilihan
ganda.
Dari pola jawaban dapat ditentukan apakah pengecoh
(distractor) berfungsi sebagai pengecoh dengan baik atau tidak.
Dengan melihat pola jawaban soal, dapat diketahui
:
1) Taraf kesukaran soal.
2) Taraf pembeda soal.
3) Baik dan tidaknya
distraktor.
Sesuatu distraktor dapat diperlakukan dengan 3
cara :
a. Diterima, karena
sudah baik.
b. Di tolak, karena
tidak baik.
c. Ditulis kembali, karena
kurang baik.
Kekurangannya mungkin hanya terletak pada rumusan
kalimatnya sehingga hanya perlu ditulis kembali, dengan perubahan seperlunya.
Menulis soal adalah suatau kesukaran yang sulit,
sehingga apabila masih dapat distraktor dapat dikatakan berfungsi baik jika
paling sedikit dipilih oleh 5 % pengikut tes.
V. KESIMPULAN
A. Tes Standar, Tes Buatan Guru
1. Pengartian Tes Standar, Tes Prestasi Standar
- Tes Standar
terbagi menjadi 2 macam, yaitu :
1) Aptitude test (tes
bakat)
2) Achievement test (tes
prestasi)
- Tes Prestasi Standar
Di antara
tes prestasi yang digunakan di sekolah ada yang dinamakan tes prestasi standar.
Dalam salah satu kamus, arti kata ”standar” adalah a degree of level of requirement, excellence, or attainment.
Istilah
”standar” tidak mengandung arti bahwa tes itu mengukur apa yang harus dan dapat
diajarkan pada suatu tingkat tertentu atau bahwa tes itu menyapkan suatu
standar prestasi dimana siswa harus dan dapat mencapai suatu tingkatan
tertentu.
2. Perbandingan Tes Standar dan Tes Buatan guru
Untuk menyusun tes standar dibutuhkan waktu yang
lama. Seperti disebutkan bahwa untuk memperoleh tes standar melalui prosedur :
- Penyusunan;
- Uji coba;
- Analisis;
- Revisi;
- Edit;
Kelima kegiatan ini membutuhkan waktu lama.
3. Kegunaan Tes Standar dan Tes Buatan Guru
Selanjutnya
baik tes standar dan tes buatan guru dianjurkan dipakai jika hasilnya akan
digunakan untuk :
1) Mengadakan diagnosis
terhadap ketidakmampuan siswa.
2) Menentukan tempat
siswa dalam suatu kelas atau kelompok.
3) Memberikan bimbingan
kepada siswa dalam pendidikan dan pemilihan jurusan.
4) Memilih siswa untuk
program-program khusus.
Dari uraian
diatas tampak bahwa baik tes standar maupun tes buatan guru masing-masing
mempunyai kegunaan sendiri. Dua macam evaluasi ini saling mengisi dan saling
melengkapi.
4. Kelengkapan Tes Standar
Secara
garis besar manual tes standar ini memuat :
1) Ciri-ciri mengenai tes,
2) Tujuan serta keuntungan-keuntungan dari tes,
3) Proses standardisasi tes,
4) Petunjuk-petunjuk tentang cara melaksanakan
tes,
5) Petunjuk-petunjuk bagaimana cara menskor,
6) Petunjuk-petunjuk
untuk menginterpretasikan hasil,
7) Saran-saran lain
B. Menganalisis Hasil Tes
1. Menilai Tes yang dibuat Sendiri / Guru
Ada 4 cara
untuk menilai tes yaitu :
- Cara
pertama meneliti secara jujur soal-soal yang sudah disusun, kadang-kadang
dapat diperoleh jawaban tenteng ketidakjelasan perintah atau bahasa, taraf
kesukaran dan lain-lain keadaan soal tersebut.
- Cara
kedua adalah mengadakan analisis soal (terms
analysis).
Analisis soal adalah suatu
prosedur yang sistematis yang akan memberikan informasi-informasi yang sangat
khusus terhadap butir tes yang disusun.
- Cara
ketiga adalah mengadakan cheking validitas. Validitas yang paling penting
dari tes buatan guru adalah validitas kurikuler (conten validity).
- Cara
keempat adalah dengan mengadakan checking
reabilita. Salah satu indikator untuk tes yang mempunyai reliabilitas
yang tinggi adalah bahwa kebanyakan dari soal-soal tes itu mempunyai daya
pembeda yang tinggi.
2. Analisis Butir Soal
- Taraf
Kesukaran
- Daya
Pembeda
- Pola
Jawaban Soal.
terima kasih informasinya
ReplyDelete